PWMU.CO – Pemandangan ini menjadi ciri khas MTs Muhamadiyah 10 Mojopetung, Dukun, Gresik: tiap pagi sesaat setelah para siswa datang, dan disambut oleh guru piket di gerbang madrasah, mereka langsung mengambil wudhu dan menunaikan shalat Dhuha bersama. Kegiatan spiritual sebelum masuk kelas tersebut telah berlangsung bertahun-tahun.
Usai shalat Dhuha, siswa yang terjadwal untuk memberikan kultum akan menyampaikan pesannya di depan semua guru dan siswa.
Retno Ariyani Murni Sari, siswa kelas VIII yang terjadwal kultum Sabtu (27/7/10) pagi, menceritakan dirinya sudah mempersiapkan bahan kultum sejak pekan lalu.
“Persiapan materinya sudah dari pekan lalu kemudian saya setor ke Waka Kesiswaan untuk dikoreksi dan di setujui,” jelas dia.
Menurutnya, kultum ini sangat berguna dalam melatih kepercayaaan dirinya.
“Awalnya gugup karena banyak guru yang memperhatikan dan menanggapi materi kultum yang saya sampaikan, tapi lambat laun karena sudah terbiasa, jadi saya berani,” ujarnya.
Seusai kultum, guru yang bertugas akan memberikan ulasan mengenai materi yang telah disampaikan. Selanjutnya, para siswa dipersilahkan masuk ke kelas untuk membaca Alquran dan muraajah yang didampingi oleh guru pengampu jam pelajaran pertama.
Kepala MTs M 10 Mojopetung Zakariya menjelaskan, program membaca Alquran dan murajaah merupakan bentuk integrasi madrasah dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Ulul Albab.
“Karena hampir 90 persen murid kita ini menetap di pondok yang mengedepankan hafalan Alquran. Maka kita programkan membaca Alquran sekaligus murajaah bagi para siswa sebelum pelajaran dimulai,” tuturnya,
Dia berharap, semoga madrasah bisa bersinergi lebih kuat dengan program tahfidh Ponpes Muhammadiyah Ulul Albab Mojopetung. (*)
Kontributor Intan Dina Fitri.
Editor Mohammad Nurfatoni.