PWMU.CO– Di zaman ini kita bisa membaca buku tanpa membeli karena kemajuan teknologi. Sayangnya meski ada e-book gratis tapi minat baca masyarakat masih rendah. Data The World’s Most Literate Nations (WMLN) 2019, Indonesia menempati peringkat 60.
Masalah minat baca ini dibahas Ahmad Faizin Karimi dalam seminar literasi bertajuk Masifikasi Gerakan Literasi di Era 4.0 usai acara Pelantikan PC IPM Solokuro di Hall Gedung Dakwah Solokuro, Sabtu (3/8/19).
Berdasarkan WMLN 2019 itu, posisi Indonesia di bawah Thailand. Sedangkan negara tetangga Malaysia menempati peringkat 53. Peringkat 1 ditempati Finlandia diikuti negara Eropa lainya. ”Bangsa ini tidak akan maju jika tingkat literasinya rendah,” paparnya.
Untuk itu dia sarankan memanfaatkan internet untuk menunjang literasi. Tapi harus dipahami sisi negatif internet mudah memengaruhi pemikiran seseorang apalagi pemikiranya rendah.
Faizin menyatakan, orang pintar mesti suka membaca buku dan bahasa adalah simbol pengetahuan. ”Tidak ada orang pintar tanpa membaca buku,” katanya.
Begitu pula yang namanya bahasa, sambung dia, munculnya bahasa adalah inti dari elemen pengetahuan. Jika kita tidak bisa berbahasa maka kita dinyatakan tidak berpengetahuan.
Dari masa ke masa, menurut dia, teknologi akan menguat. Meskipun berada di Solokuro yang namanya industri 4.0 ini pasti akan kalian dirasakan dampaknya.
”Hari ini sawah di samping gedung ini masih kelihatan daunya hijau berseri-seri. Esok kelak di masa mendatang akan berubah. Entah berubah menjadi apa,” katanya.
Dia juga menyinggung, banyak yang bisa membaca, tapi tidak paham apa yang dibaca. ”Sayangnya, saat ini banyak juga masyarakat yang membaca sekilas suatu informasi, tanpa merasa harus mencari sumber informasinya. Hal ini tentunya melenceng dari esensi membaca untuk memahami suatu informasi,” ujarnya. (*)
Penulis Faiz Rijal Izzuddin Editor Sugeng Purwanto