PWMU.CO-SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) mengadakan Sinergy Building di Applesun Training Center Bumiaji Kota Batu, Jumat-Ahad (2-4/8/2019).
Acara bertajuk Delight Service Training for Teachers and Education Staffs ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan. Tujuannya untuk menjaga konsistensi pelayanan yang memuaskan bagi konsumen. Acara lebih banyak dilakukan di luar dengan permainan outbound.
Kepala Smamda Wigatiningsih MPd mengatakan, acara ini jajaran pimpinan sekolah, guru, dan karyawan menjadi peserta. Tidak ada yang jadi panitia. ”Semua kita serahkan pada trainer,” tandasnya.
Materi disampaikan lewat permainan outbound. Beberapa permaianan cukup menguras energi. Seperti winning flag. Dalam permainan ini peserta dalam setiap tim diberi tantangan mendirikan tiang bendera yang tersusun dari lima buah tongkat. Semua tim merangcang bentuk tiang dan kekuatannya.
Ternyata tak semudah merancang. Tongkat yang dipakai melengkung-lengkung saat ditegakkan karena lentur. Tongkat itu dari rotan. Tim pemenang apabila tiang bisa berdiri tegak lurus di tengah lapangan.
Khotibul Umam SPd, salah satu peserta mengatakan, ini permainan yang menguras otak. Sejak awal timnya tidak percaya bisa membuat tiang yang tersusun dari rotan bisa berdiri dengan tegak.
”Berbagai cara sudah kami kerjakan bersama, namun berkat keuletan dan kegigihan tim, akhirnya tiang dari rotan itu bisa berdiri tegak dan mengibarkan bendera tim,” katanya.
Guru sejarah ini mengungkapkan, semua permainan dalam outbound sangat bermakna dalam kehidupan kita sehari-hari, terlebih dalam lingkungan kerja.
”Permainan outbound tidak sekadar dimainkan. Semua mengandung filosofi dan ada tujuannya. Dari makna kerja sama, empati terhadap sesama, komunikasi, kebanggaan terhadap pekerjaan, dan terakhir bagi saya, yaitu zero defect,” katanya
Kepala Sekolah Wigatiningsih menerangkan, acara Sinergy Building ini momen untuk membuka pikiran keluarga besar Smamda.
”Saya sebenarnya tidak sabar menunggu acara ini, apalagi ketika saya sudah didapuk sebagai pimpinan sekolah di periode kedua ini. Tanggung jawab yang sangat berat, saya tidak bisa memikulnya sendiri, butuh saling sinergi dengan guru dan karyawan semua,” akunya.
Dia menyatakan, tidak mungkin mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Ketika ada rapat dinas keluar, maka membutuhkan sopir. Kebersihan sekolah, tidak mungkin mengerjakan sendiri. Maka ada tim kebersihan yang mengerjakan itu.
Pendekar Tapak Suci tersebut menjelaskan, maju atau mundurnya sekolah, tergantung dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Jika SDMnya saling bersinergi dengan baik dan sanggup meminimalkan kesalahan (zero defect) niscaya lebih maju sekolahnya.
”Kepercayaan masyarakat begitu besar kepada kita, maka saya mengajak kepada bapak-ibu, ayo tingkatkan kinerja kita untuk memberikan kualitas pelayanan yang prima bagi anak-anak kita, dengan meminimalisir bahkan menghilangkan kesalahan,” tuturnya memberi motivasi.
Penulis Arief Hanafi Editor Sugeng Purwanto