PWMU.CO– Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo bersama MKS PWA Jawa Timur menangani pelatihan anak-anak putus sekolah pada Jumat-Kamis (2-8/8/2019).
Acara bertempat di Rusunawa Kampus 3 Umsida diikuti oleh 40 anak putus sekolah se-Sidoarjo. Pelatihan ini bernama PPA-PKH (Pengurangan Pekerja Anak pendukung PKH) yang merupakan program dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah pekerja anak dengan pendampingan di shelter untuk dikembalikan ke pendidikan atau pelatihan keterampilan.
Ketua MKS PWA Jawa Timur Budiyati menyampaikan, menangani anak-anak putus sekolah menjadi pengalaman yang unik dan berkesan. Berbeda dengan pelatihan pada umumnya yang pesertanya homogen.
”Di pelatihan ini pesertanya terdiri anak-anak yang heterogen latar belakang sosial ekonomi serta kondisi psikologisnya. Penyebab mereka putus sekolah bermacam-macam begitu pula tingkat pendidikan akhirnya. Kita juga harus melakukan pendampingan 24 jam karena banyak hal yang tiba-tiba terjadi,” ujarnya.
Ketua PDA Sidoarjo Zubaidah mengatakan, mengelola pelatihan anak-anak putus sekolah yang heterogen seperti ini diperbanyak materi-materi ringan tapi mengena. Isinya memotivasi mereka agar mau kembali belajar melalui kejar paket ataupun BLK (Balai Latihan Kerja).
Himanda, fasilitator dari IMM Umsida yang juga menjadi pemateri pelatihan ini menyampaikan, untuk sampai pada kesediaan belajar, maka perlu mengubah pola pikir mereka yang rata-rata enggan bersekolah karena sudah nyaman di dunia kerja yang saat ini mereka geluti.
”Maka kita mengemas beberapa materi dalam bentuk games dan ice breaking sehingga tidak terlalu membebani mereka. Kemudian sedikit demi sedikit menggiring opini mereka tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya,” katanya. Penyampaian dengan bahasa mereka, bukan bahasa formal, katanya.
Materi dikemas dengan outing class di halaman sekitar Rusunawa sehingga suasana menjadi lebih santai. Setiap empat peserta didampingi oleh seorang pendamping dari mahasiswa.
Di hari kelima para peserta diajak berkunjung ke tempat usaha peternakan lele milik Kohar di Desa Kedung Banteng Kecamatan Tanggulangin.
Kunjungan lapangan ini setelah mendapat materi kewirausahaan. Di area tambak dan kolam terpal Kohar mereka diajak praktik mengelola ikan lele.
Kohar berbagi pengalaman wirausaha yang digelutinya. Ia mengatakan, usaha bisa berkembang seperti ini melalui proses yang panjang. ”Dimulai dari sepetak kolam yang saya sewa dan modal pinjaman. Beberapa kali sempat rugi, pernah membuat saya hampir berhenti berusaha,” ujarnya.
Akhirnya dia sadar harus bangkit dan belajar lagi. ”Bahkan hingga saat ini saya masih terus belajar mengelola usaha yang lain. Salah satunya budi daya rumput laut. Maka saya berpesan kepada anak-anak segeralah perbaiki diri dan tebarkan kebaikan karena kebaikan kita pada orang lain akan kembali kepada diri kita sendiri,” tuturnya.
Doni, ketua IMM Umsida yang menggawangi para pendamping di pelatihan ini berharap mereka memiliki semangat untuk mengubah diri. Mau melanjutkan pendidikannya demi masa depannya. (*)
Penulis Sunarsih Editor Sugeng Purwanto