PWMU.CO – Setelah melakukan penyembelihan hewan kurban dan bakti sosial (baksos) di MI Muhammadiyah 2 Banyuurip, Ujungpangkah, rombongan SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) melanjutkan perjalanan ke Banyuurip Mangrove Center (BMC), Senin (12/8/19) siang.
Destinasi wisata yang terletak 1,5 km sebelah utara MIM 2 Banyuurip ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki, naik motor, dan beberapa mobil ukuran kecil saja. Untuk bus mini dan bus besar tidak bisa masuk karena memang akses jalan yang tidak cukup lebar.
Rombongan yang terdiri dari 21 siswa dan 17 guru Berlian School serta 45 siswa dan 15 guru MIM 2 Banyuurip ini menggunakan dua mobil jenis pick-up sebagai sarana menuju lokasi BMC. Masing-masing mobil pick-up ini jalan dua kali angkut.
Kepala MIM 2 Banyuurip Ghoniyul Ulum SS, mengatakan, berwisata ke BMC ini dilakukan selain untuk merefresh pikiran setelah seharian berjibaku dengan daging kurban juga mengenalkan wisata alam yang ada di Gresik kepada siswa dan guru Berlian School mengikuti baksos. “Berwisata alam itu baik untuk menenangkan pikiran kita,” tuturnya.
Bahkan, menurut Ulum banyak hal yang bisa dipelajari dalam berwisata di BMC seperti belajar di perpustakaan BMC, mengenal macam-macam mangrove, hingga mengenal kegiatan ekonomi di sekitar BMC. “Ada lebih dari 50 jenis mangrove di BMC,” tandasnya.
Athiyya Najla Kamilya, salah satu siswa Berlian School, mengaku sudah lima kali datang ke wisata BMC ini. Namun ia tidak pernah bosan untuk datang kembali. “Sudah sering ke sini, tapi pengen lagi dan lagi. Soalnya seneng sama wisata alam,” ungkapnya.
Siswi berusia 9 tahun ini mengaku sangat senang dengan adanya mangrove center di Gresik, karena bisa menambah jumlah wisata alam di Gresik.
Najla juga punya cita-cita akan menambah jumlah hutan mangrove supaya Gresik tidak dipenuhi dengan mall dan hotel. “Pingin buat sendiri biar Gresik tidak penuh dengan mall,” pungkasnya sambil tertawa. (*)
Kontributor Ahmad Nasafi. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post