PWMU.CO – Baron. Sebuah desa yang terletak di dalam Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, berjarak kurang lebih 40 km dari SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Meski sebenarnya tidak terlalu jauh, perjalanan ke sana membutuhkan waktu 1,5 jam.
Jangan membayangkan jalanan beraspal yang elok. Apalagi membayangkan aspal licin seperti tol Trans Jawa. Jalanan berkelok-kelok, dari gang ke gang, melewati hutan bambu, perkebunan, persawahan, pertambakan, berseling dengan jalanan rusak dan terjal disusuri rombongan bakti sosial (baksos) SDMM.
Di tengah perjalanan tampak ibu-ibu membawa hasil perkebunannya berupa buah garbis di atas sepeda anginnya. Ada juga seorang ibu tua yang membawa kayu bakar di atas sepeda angin yang dikayuhnya.
Beberapa kendaraan besar melintas mengangkut padi hasil pertanian. Kegembiraan siswa dan guru SDMM tampak saat rombongan sampai di Masjid Al Ikhlas, satu-satunya amal usaha Muhammadiyah (AUM) Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Baron.
Kehadiran 19 siswa, 25 guru, dan beberapa orangtua siswa SDMM disambut Ketua PRM Baron Mat Rozim bersama aparat desa dan warga dengan gembira. Nuansa kekeluargaan yang hangat sangat tampak antara dua keluarga besar tersebut.
“Ranting ini berdiri sejak tahun 1970-an. Warga Muhammadiyahnya sekitar 60 kepala keluarga (kk) dari total 357 kk di Baron Selatan. Di Baron Utara ada sekitar 460 kk namun belum ada warga Muhammadiyah di sana,” papar Mat Rozim saat ditemui PWMU.CO di sela kegiatannya menata bungkusan daging kurban.
Sementara Masjid Al Ikhlas, kata dia, baru dibangun pada 1994 lalu. Geliat Muhammadiyah di ranting ini masih belum begitu semarak. “Terbukti dari jumlah hewan kurban tiap tahunnya hanya satu sampai dua sapi,” ujarnya.
Mat Rozim bersyukur rantingnya menjadi pilihan tempat bakti sosial tahun ini. “Terima kasih atas partisipasi SDMM sehingga syiar kurban di Ranting Muhammadiyah Baron bisa semarak. Semoga bisa diteruskan kembali kalau memang ada untuk ke depannya,” ungkapnya.
Rombongan baksos SDMM membawa lima sapi dan enam kambing untuk berbagi di Desa Baron. Keceriaan anak-anak yang mengikuti kegiatan ini tampak dalam aktivitas mereka membantu warga menimbang dan membagikan daging kurban. Seperti diungkapkan Mafinah Ammara Nahizah Oeman, siswa kelas II Semeru yang mengaku senang saat menimbang daging kurban. “Tadi ditimbang 1,7 kilogram, diajari Ustadz Rudi. Berat sih,” ungkapnya.
Mafinah mengatakan, ini pengalaman pertamanya ikut baksos. “Pingin ikut lagi tahun depan,” ujarnya.
Sementara itu, Faridah Hanum, ibunda Dimas Raihan Sutanto, siswa kelas V Salman Al Farisi, yang turut serta mendampingi putranya mengikuti baksos mengaku senang ikut menyaksikan proses penyembelihan. Ia hadir ditemani ayahnya, kakek Raihan, Sugianto. Pihaknya memberikan satu ekor sapi untuk diamanahkan ke SDMM dalam kegiatan baksos tersebut. “Alhamdulillah, insyaallah tiap tahun sudah tradisi satu keluarga. Semoga menjadi berkah untuk semua,” harapnya. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari dan M Fadloli Aziz. Editor Mohammad Nurfatoni.