PWMU.CO– Tepuk tangan riuh terdengar dari gedung SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo, Kamis (15/8/2019). Hari itu sedang berlangsung lomba menghias tumpeng 17 Agustus.
Lomba diikuti seluruh kelas. Mereka saling menyemangati tim kelasnya yang berlaga di atas meja membuat tumpeng jadi menarik.
”Harus menang,” ujar Riza Fadila Kurniasih kepada teman-temannya dari kelas X IPS. Riza menambahkan, tema tumpeng yang dibuat kelasnya adalah perjuangan.
Tim X IPS 3 ada Braecita, Khansa, dan Shopia. Tumpengnya menggambarkan perjuangan menurunkan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Braecita menambahkan, ternyata membuat tumpeng itu susah juga. Timnya memakai cetakan lancip. Awalnya saat nasi dalam cetakkan ditaruh tampah ternyata pecah kurang padat.
”Akhirnya cetakan diberi lapisan daun pisang sesuai bentuk lancip. Lalu diisi nasi dan dipadatkan. Setelah cetakan dilepas di tampah, alhamdulilah nasinya tidak pecah,” ucapnya.
Tim ini membuat tumpeng berundak tiga. Baru bagian atasnya lancip. Bentuknya model candi. Setelah tumpeng tegak berdiri, puncaknya ditancapkan bendera. Bagian bawah dilingkari pita merah putih. Tempat lauk pauk dan sayur diberi alas daun selada sangat banyak.
Untuk memberi nuansa perjuangan sesuai tema ditaruhlah boneka tentara di bagian undakan. Ibaratnya ini para pejuang. Puncaknya dipasang pesawat tempur.
Tim lainnya juga bekerja keras mencetak nasi tumpeng yang lebih menarik. Para peserta membawa bahan-bahan dari rumah. Bahan standar membuat tumpeng seperti nasi kuning, perkedel, kering tempe, sambal goreng ati, ayam atau ikan, urap-urap. Boleh ditambah variasi lainnya seperti sosis, telur, srundeng dan hiasan sesuai tema.
Pembina Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Putri Nur Jannah mengatakan, lomba 17-an berlangsung Kamis sampai Jumat. ’’Berlangsung dua hari menjelang 17 Agustus,’’ katanya.
Agenda lomba pada hari Kamis antara lain, lomba menghias tumpeng, band, senamholic, adzan dan estafet pingpong. (*)
Penulis Wahyu Murti Editor Sugeng Purwanto