PWMU.CO – Kisah perjuangan Panglima Jenderal Soedirman dipentaskan secara apik dan penuh makna melalui teatrikal siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas), Jumat (16/8/19).
Teatrikal ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Sparkling Spemdalas bertema ‘Membingkai Nasionalisme Generasi Unggul Indonesia’. Teatrikal ini diperankan oleh 24 siswa dari kelas VII, VIII dan IX.
Kevin Maulana, berperan sebagai tokoh utama dalam teatrikal perjuangan kemerdekaan negara Indonesia itu. Siswa kelas VII B itu begitu penuh penghayatan saat memainkan lakon Panglima besar Jenderal Soedirman.
Pada pertunjukan tersebut diceritakan rasa nasionalisme rakyat Indonesia termasuk jiwa patriotisme Soedirman tumbuh ketika melihat sekolah Muhammadiyah akan ditutup oleh para tentara Hindia Belanda. Kala itu Pak Dirman juga sebagai seorang guru di sekolah Muhammadiyah tersebut. Selain itu, dia juga aktif sebagai tentara PETA (Pembela Tanah Air).
Serangan gerilya yang menjadi strategi Soedirman dalam memenangkan berbagai perlawanan terhadap tentara Belanda pun dimainkan dengan penuh semangat oleh para pemain kolaborasi siswa Spemdalas itu. Hingga akhirnya dia dikukuhkan menjadi Panglima Divisi V Siliwangi dan terus berjuang mesti raganya dalam kondisi sakit akibat penyakit Tuberkulosis yang ia derita.
Kevin, sang pemeran Soedirman merasakan bagaimana kiprah dan sikap seorang pemimpin besar Indonesia itu. Tanpa usaha keras dan keyakinan besar seluruh pasukannya tak mungkin bisa mengalahkan tentara Belanda kala itu. “Sikap tegas, tanggungjawab dan bekerja keras. Itulah sosok Panglima Besar Jenderal Soedirman,” kata Kevin
Semula dia merasa agak kesulitan dengan dialog dan setting lakon dan latarnya. Namun, akhirnya dengan penuh penghayatan akhirnya bisa dilalui dengan sangat baik, diapun peroleh banyak pelajaran dari permainan teatrikal dalam rangka HUT RI ke 74 ini.
“Ikut merasa deg-deg juga saat adegan pengukuhan sebagai panglima besar, seolah merasakan menerima tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin bangsa,” ujar siswa yang hobi main bola ini saat ditemui PWMU.CO usai tampil.
Dalam pertunjukan teatrikal perjuangan itu, juga dimainkan beberapa pembiasaan positif yang dilakukan oleh Bapak Hizbul Wathan Muhammadiyah ini. Tiga hal perilaku yang patut ditelandani dan selalu dijalankan itu di antaranya menjaga kesucian diri melalui wudhu setiap kali batal, menjalankan shalat tepat waktu, dan mendahulukan kepentingan dan kebutuhan masyarakatnya dari pada kebutuhan diri atau pasukannya.
Guru IPS Spemdalas Emi Wijayanti SPd yang juga guru pembina teatrikal ini menyampaikan kebanggaanya terhadap kesuksesan 24 anak binaanya ini. “Meski bukan semuanya dari anak teater, tapi mereka antusias berlatih dan mampu memainkan lakon dengan penuh kesungguhan. It’s amazing,” terangnya.
Dalam teatrikal yang berdurasi 25 menit pun mampu menghipnotis para penonton. Mereka seolah dibawa pada era perjuangan sebelum kemerdekaan RI 1945. Sebanyak 628 siswa turut menyaksikan teatrikal setelah melakukan karnaval disekitar GKB.
“Kayak sungguhan di zaman dulu. Alur dan aktingnya bagus. Begitu pula efek suara dan musik pendukungnya, membawa kita ke zaman kemerdekaan,” tutur Nayla Shafa Khairunnisa, siswa kelas VIIIE. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.