PWMU.CO– Bagi Talitha Shahiza, bertugas menyanyikan special song (lagu khusus) dalam Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia adalah kebanggaan tersendiri.
Seperti yang dia alami dalam upacara yang dilaksanakan di halaman SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik Jalan Raya Mutiara Nomor 95 Pondok Permata Suci Gresik, Sabtu (17/8/19), yang diikuti oleh 2.082 peserta dari empat sekolah Muhammadiyah GKB Gresik yang terdiri dari SDM 1 GKB, SDM 2 GKB, SMPM 12 GKB, dan SMAM 10 GKB.
Talitha, menyanyikan lagu dengan judul Pantang Mundur karya Titiek Puspa yang diciptakan pada tahun 1963. Di balik lagu tersebut terdapat cerita adanya pengorbanan seorang istri yang merelakan dan men-support suaminya bertugas dalam perjuangan pembebasan Irian Jaya kala itu.
Siswa yang pernah meraih Juara I Lomba Cipta dan Baca Puisi dalam Pekan Seni Pelajar 2018 ini merasakan betapa lirik lagu tersebut memiliki makna yang besar. “Zaman dulu pengorbanan rakyat Indonesia begitu besar, bahkan para istri dalam kondisi apapun, hamil, punya anak kecil, ataupun tidak punya apa-apa, harus ikhlas dan merelakan suaminya turut berjuang demi Kemerdekaan Indonesia, ironi tapi heroik banget,” kata Thalita saat ditemui PWMU.CO usai tampil.
Di halaman Smamio itu, di bawah terik matahari pagi Thalita mampu membawa lagu dengan penuh penghayatan. Dia berhasil menghibur tamu undangan dan peserta upacara. Meski dia sudah beberapa kali tampil bersama tim musikalisasi puisi Spemdalas—nama populer SMPM 12 GKB— tempat ia bersekolah, namun, pada upacara ini jantungnya tetap saja berdetak lebih cepat. “Tetap saja deg-deg dan nakutin kenapa di lapangan sebesar ini menyanyi sendirian,” ucapnya sambil tertawa lepas.
Thalita mempersiapkan persembahan lagu ini hanya sepekan. Selain dengan guru pembina, Thalita juga berlatih secara mandiri dengan piano sekolah. “Sebenarnya beberapa hari kemarin suara saya abis, Syukur dech saat di momen spesial ini suara saya sudah kembali walau belum sepenuhnya,” ungkapnya.
Guru Seni Budaya Spemdalas Bambang Hermanto SSn sengaja memilih lagu tersebut untuk memberikan semangat bagi generasi muda Indonesia. Menurutnya, di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-74 ini, pelajar Muhammadiyah harus semakin gigih dan bersemangat mengisi kemerdekaan dengan lebih giat belajar dan berprestasi.
“Tantangan saat ini tidak hanya berwujud manusia, tapi juga dari dunia maya. Maka siswa Mugeb School harus selalu gigih berjuang dan mampu menghadapi permasalahan,” katanya.
Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI Mugeb School ini dihadiri oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi. Dia bertindak sebagai pembina upacara. Ada pula tampilan beberapa seni siswa seperti teatrikal, pocil (polisi cilik), Tapak Suci, dan drumband. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.