PWMU.CO – Perjalanan Rihlah Dakwah IV Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Sabtu (17/8/19), sempat mengalami hambatan di Bandara Changi Singapura. Ada tiga peserta yang tidak lolos pemeriksaan imigrasi bandara, yakni Ali Mu’ti, Dzulkifli, dan Taufiq. Ketiganya akhirnya harus masuk ruangan khusus imigrasi negara itu.
Dari antrean terlihat Ali Mu’ti yang pertama kali terkena pemeriksaan. Beruntung setelah 20 menit menjalani pemeriksaan, pria yang tinggal di Kertomenanggal VIII ini bisa keluar dengan selamat.
Kepada PWMU.CO Mu’ti menyampaikan, dia mendapatkan beberapa pertanyaan dari petugas imigrasi. Pertanyaan pertama apakah pernah ke Singapura. “Pernah tapi hanya transit,” ujarnya singkat.
Pertanyaan kedua, “Untuk apa ke Singapura?” Dia pun menjawab holiday jalan-jalan. Kemudian setelah dari Singapura mau ke mana. “Ke Malaysia naik bus,” jawabnya.
Pertanyaan keempat apakah sudah punya tiket untuk pulang ke Indonesia. Pria yang pernah menjadi Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PWM Jatim ini menjawab, “Sudah.”
Sayangnya ketika diminta untuk menunjukkan tiket kepulangan, Mu’ti tidak bisa menunjukkan karena tidak di-print atau disimpan di handphone. Nasib mujur petugas imigrasi tidak meneruskan pertanyaan dan memperbolehkan dia untuk melanjutkan perjalanan.
Dzulkifli yang terlihat sebagai peserta kedua yang harus masuk ruangan khusus imigrasi bandara Changi mendapat pertanyaan yang tidak berbeda dengan Ali Mu’ti. Hanya di pertanyaan terakhir Wakil Sekretaris Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM ini bisa menunjukkan tiket kepulangan ke Indonesia. Setelah 30 menit Dzulkifli pun diperbolehkan meninggalkan ruangan imigrasi.
Hanya Taufik yang mendapat satu pertanyaan berbeda dengan yang lain. Pertanyaannya adalah apakah pernah dipanggil polisi. Beruntung Ketua PCM Dau Malang ini tidak pernah berurusan hukum dengan kepolisian sehingga bisa menjawab tidak pernah. Akhirnya setelah 30 menit Taufiq diperbolehkan untuk keluar ruangan imigrasi. (*)
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.