PWMU.CO –Kumandang adzan terdengar saat rombongan Rihlah Dakwah IV PWM Jatim memasukipelataranMasjid Sultan di kawasan Kampong Glam Singapura, Sabtu (17/8/2019). Hari itu pukul 16.35 waktu setempat. Selisih satu jam dengan Surabaya.
Katanya inilah satu-satunya masjid yang boleh suarakan adzan pakai pengeras suara keluar. Dipasang di atas menara. Masjid lainnya kumandang adzan hanya pakai loudspeaker dalam.
Keistimewaan kumandangkan adzan keluar karena ini masjid negara pertama yang dibangun Sultan Husain dari Johor. Sultan ini saat pensiun menetap di kampung Glam tahun 1824.
Turun dari bus, peserta Rihlah Dakwah bergegas menuju tempat wudhu di sisi utara. Meski masjid lama tetap terawat dan bersih. Masjid ini berhimpitan dengan gedung lain. Ada kedai dan restoran.
Lingkungannya seperti Ampel Surabaya. Kawasan Kampung Arab. Nama-nama jalan di sekitarnya menunjukkan itu. Ada Arab Street, Baghdad Street, Kandahar Street.
Kubah emasnya tampak dominan di antara bangunan lain. Ada dua kubah di depan dan belakang. Masing-masing diapit dua menara. Arsitektur yang sekarang ini hasil pemugaran tahun 1920. Waktu dibangun tahun 1824, bentuk atapnya limas bersusun tiga.
Bagian interior dinding dan lengkungan dicat hijau mua. Bagian mihrab dihiasi kaligrafi dan ornamen bunga warna emas. Di depannya ada mimbar berundak delapan tangga.
Menginjakkan kaki di halaman masjid hingga memasuki tempat wudhu, banyak imbauan yang mengingatkan para jamaah untuk menjaga kebersihan.
Tempat wudhu masjid ada dua. Di sisi utara menempel langsung dengan bangunan masjid untuk jamaah laki-laki. Ada lagi di sebelah utara terpisah dengan masjid. Atau pilih berwudhu di sebelah timur. Jamaah perempuan disediakan sebelah barat. Kran wudhunya unik. Mirip shower mandi. Airnya mengucur pelan.
Penggunaan air wudhu dibatasi. Sebab negeri ini tidak punya sumber air sendiri. Air dibeli dari Malaysia. Disalurkan lewat pipa yang melewati jembatan Johor-Singapura.
Menurut Mohammad Yazid (46), imam masjid, menjelaskan, jamaah diimbau hemat air. Jangan membuang-buang air dengan percuma.
”Nabi kita menyuruh umatnya agar tidak mubazir dalam hal apapun, termasuk berwudhu,” ujar bapak dua anak asli Singapura ini.
Di sini, kata dia, konsumsi air disediakan oleh negara. Termasuk untuk kebutuhan masjid beli dari negara. ”Kita dilarang mengambil air tanah secara langsung,” ujarnya dengan bahasa Melayu. (*)
Penulis Darul Setiawan Editor Sugeng Purwanto