PWMU.CO – Kehidupan ini tidak bisa lepas dari perpolitikan. Seperti Freeport yang 80 persen sahamnya dikuasai asing juga tak lepas dari masalah politik. Oleh karena itu Muhammadiyah tidak boleh alergi terhadap politik. Pernyataan itu disampaikan pengamat politik Dr Chusnul Mar’iyah dalam Kajian Ramadhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan di Kampus STIKES Muhammadiyah, Ahad (19/6) sore.
“Kalau tidak suka politik maka kita akan dipermainkan orang lain,” kata Chusnul. Mantan Komisioner KPU ini menganggap bahwa Muhammadiyah yang sudah menjadi ormas transnasional ibaratnya adalah negara mini yang instrumen-instrumen politik menjadi keniscayaan. “Maka silakan yang punya syahwat politik untuk tidak canggung-canggung bermain,” kata wanita asli Babat, Lamongan ini.
(Baca: Ada yang Ingin Memutarbalikkan Fakta terhadap Muhammadiyah dan Gus Ipul Dorong Kader Muhammadiyah Masuki Dunia Politik)
Chusnul mengatakan, kecintaan Muhammadiyah terhadap Negara ini tidak diragukan lagi. “Para tokoh-tokoh Muhammadiyah banyak terlibat di dalamnya,” tutur peraih gelar PhD di bidang Ilmu Politik dari The Universiy of Sydney Australia ini. “Siapapun tidak boleh memarginalkan dan menihilkan peran Muhammadiyah terhadap bangsa ini. Muhammadiyah bagian dari sejarah perjalanan bangsa.”
Tapi, arah kiblat Indonesia yang sedang oleng ini perlu dikawal para kader Muhammadiyah. “Harus ada rekayasa dari Persyarikatan untuk mewakafkan kader terbaik untuk terjun di dunia politik,” katanya.
(Baca: Sebagai Kekuatan Politik, Muhammadiyah Tak Harus Jadi Partai Politik dan Salah Besar sebut Muhammadiyah Gerakan Wahabi)
Chusnul sambil mewanti-wanti agar para kader Persyarikatan yang terjun ke duani politik dengan cara yang santun dan halal. “Jangan pula ikut arus. Tapi harus memperbaiki (sistem politik),” ujarnya.
Selain Chusnul, Kajian Ramadhan yang bertema “Tantangan Dakwah dan Politik Muhammadiyah ke Depan” ini juga menghadirkan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Syafiq Mughni MA. Sedangkan politikus senior Muhammadiyah Jatim, Munthalib Sukandar betindak sebagai moderator. (Mohamad Su’ud)