PWMU.CO – Usai melaksanakan kegiatan upacara bendera memperingati HUT Ke-74 Kemerdekaan RI di Kecamatan Panceng, SMP Muhammadiyah 13 Campurejo (Hamas School) membedah standar akreditasi bersama Mushlihan MSI, Sabtu (17/8/19).
“Bicara mengenai akreditasi, seakan-akan menjadi momok tersendiri bagi sekolah,” kata Mushlihan.
Menurutnya, rata-rata kepala sekolah atau guru, terkesan takut dengan kata tersebut. Padahal akreditasi hanya memvalidasi Daftar Isian Akreditasi yang sudah dikirim ke Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) melalui Akun Sispena. “Intinya akreditasi itu adalah klarifikasi, verifikasi, dan validasi,” urainya.
Apapun bentuk kegiatan sekolah, lanjut Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Lamongan, tersebut harus terekam dalam dokumen, sehingga bisa dijadikan bukti secara fisik kepada asesor. “Bahwa kegiatan tersebut benar-benar dilaksanakan. Jadi para asesor akan dapat menilai jika pihak sekolah dapat menyediakan dokumen sebagai bukti terhadap pelaksanaan suatu kegiatan,” katanya.
Dia menelaskan, tahapan akreditasi biasanya adalah temu awal, observasi, periksa dokumen, kompromi, dan temu akhir.
Sebelum itu, ujarnya, hendaknya disiapkan penyambutan yang hangat dan berkekeluargaan. Jangan sampai terkesan cuek kepada asesor, sebab mereka juga tamu yang harus disambut dan dihormati sebagimana tamu-tamu lainnya.
Sebab kadang-kadang masih ada sekolah yang hari itu akreditasi, perbaikan sekolah masih berlangsung sehingga banyak tukang bekerja.
Ada juga sekolah ketika akreditasi yang menyambut hanya kepala sekolah sendirian. “Usahakan kesan pertama menggiurkan, selanjutnya terserah Anda,” katanya.
Dalam temu awal, sambungnya, kepala sekolah bisa menyampaikan profil singkat sekolah, mengenalkan tenaga pendidik, dan kependidikan, juga program sekolah. “Jangan terlalu detail dan lama atau terlalu singkat,” jelasnya.
Untuk periksa dokumen delapan standar, sambungnya, kita biasa-biasa saja. Yang penting kita bisa menunjukkan bukti fisik kepada asesor. “Mereka tidak akan mengarahkan atau memberi pembinaan, tapi sekadar memvalidasi dokumen yang ada,” jelasnya.
Kemudian dalam tahap temu akhir, asesor akan menyampaikan hasil visitasi secara umum dan rekomendasi kepada kepala sekolah dan warga sekolah. “Di situ nanti bisa disampaikan kekurangannya, masukan masukan atau pertanyaan untuk pengembangan sekolah,” ujarnya.
Selanjutnya dia membedah masing-masing butir dalam setiap standar. Kehadiran Muslihan diharapkan bisa lebih mematangkan persiapan Hamas School menghadapi visitasi akreditasi kali pertama yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. (*)
Kontributor Nurkhan. Editor Mohammad Nurfatoni.