PWMU.CO – Sebanyak 9 guru dari sekolah Muhammadiyah GKB (Mugeb School) Gresik mengikuti Internasional Training on Education yang dilaksanakan di Grand Whiz Trawas selama lima hari Senin-Jumat (19-23/8/219).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang bekerja sama dengan Irsyad Trust Ltd and Temasek Foundation International Singapore. Pada kerjasama yang kali kedua ini ada tiga fokus kelas pelatihan yaitu kelas Instructional Mastery (Teaching Pedagogy), ICT in the Classroom, dan Arabic Teacher Training.
Sebanyak 72 peserta dari sekolah Muhammadiyah yang tersebar di Jawa Timur yang berkesempatan mengikuti kegiatan ini. Peserta ini terbagi ke dalam: 24 peserta dari kelas ICT Classroom, 29 peserta tergabung dalam Arabic Teacher Training dan 19 peserta di kelas Instructional Mastery (IM).
Salah satu peserta dari SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Rohmawati MPd merasa bersyukur mendapatkan kesempatan belajar langsung dengan para ahli pendidikan dari Singapura ini. Waka Bidang Kurikulum yang mengikuti kelas IM ini mengaku memperoleh pembelajaran yang berharga dengan mengikuti training ini.
Menurut Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya seorang guru tidak hanya mengajar, tapi mendidik dengan mempersiapkan berbagai hal teknis yang harus dikuasainya. “Hal yang terpenting bagi guru adalah konsisten dalam menerapkan sebuah rule, consequensi, prosedure, routine and promise to effectivenes the learning classroom,” tuturnya saat diwawancari PWMU.CO usai mengikuti training hari ke-2, Selasa (20/8/19).
Sementara itu, Nugraheny Aprilia SPd sempat kaget saat hari pertama mengikuti pelatihan ini. Pasalnya, penyampaian materi pelatihannya full menggunakan bahasa Arab fushah. “Sempat kaget sih, begitu pula peserta lainnya. Komunikasinya full bahasa Arab gundul (baca tanpa harakat) tapi di hari kedua sudah makin terbiasa dan jelas,” katanya.
Guru Bahasa Arab SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) ini menyampaikan, guru harus bisa memposisikan dirinya agar siswa bisa belajar secara aktif di dalam kelas tanpa takut untuk berbicara bahasa Arab. “Selama ini pembelajaran bahasa Arab lebih banyak mengandalkan guru sebagai pembicara dalam kelas dan siswa pasif. Maka, kali ini prosentasenya 30:70. Siswa harus lebih aktif daripada guru,” jelasnya.
Muhammad Tarmizi Abdul Wahid, salah satu pimpinan dari Irsyad Trust Ltd. Singapura menyampaikan International Training on Education akan berlangsung sebanyak 10 hari. Tahap pertama berlangsung selama lima hari di Trawas dan tahap kedua lima hari dengan jadwal dan tempat menyusul.
Dia berharap kegiatan ini dapat digunakan secara maksimal kepada semua peserta, aktif bertanya dan fokus pada materi. “Sengaja kami memilih Hotel Grand Whiz sebagai tempat pelatihan. Kami tidak memilih di sekolah sebagai tempat kegiatan tapi di hotel ini, supaya para guru bisa lebih fokus,” katanya. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.