
PWMU.CO – Di hari kedua berada di Moskow, saya dan rombongan Observer World Skill Competition (WSC) 2019 Jawa Timur, Kabid Pembinaan Pendidikan SMK Dr Suhartono MPd, Kasi Kurikulum Drs Hery Tridjono MPd dan 21 kepala SMK diterima Duta Besar Indonesia untuk Rusia Mr Mohamad Wahid Supriyadi di kantornya yang terletak di Novokuznetskaya Ulitsa 12 Moskow.
Kepada delegasi WSC 2019 Jawa Timur, Dubes yang bertugas sejak tahun 2016 ini berpesan agar pendidikan Indonesia dirancang dan didesain dengan baik dan benar. “Kurikulum yang diberikan kepada peserta didik, kurikulum yang dirancang dan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar,” ujarnya.
Dubes asal Kebumen Jawa Tengah ini menekankan pentingnya pendidikan karakter. “Nilai-nilai kejujuran mesti ditanamkan pada peserta didik sejak dini. Kejujuran itu mengantarkan pada kesuksesan seseorang. Bukan karena kecerdasan dan indeks prestasinya yang tinggi,” ujarnya.
Berdasar hasil penelitian, lanjut Wahid, dari 100 orang yang berhasil di dunia ini, ternyata nilai-nilai kejujuran menjadi faktor utama dan pertama. “Sebab itu pendidikan karakter menjadi penting untuk ditanamkan dan dibiasakan pada peserta didik. Bukan dalam bentuk teori-teori di kelas tapi dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, di rumah dan di masyarakat,” jelasnya.
Dia melanjutkan, pendidikan itu harus diberikan kepada siswa dengan suasana yang senang dan menggembirakan, tidak dengan tekanan dan beban yang berat dan padat. Agar anak-anak kita merasa enjoy dan nyaman untuk datang dan berlama-lama belajar di sekolah.

Mantan Guru SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini meminta agar peserta didik dibekali dengan kemampuan bahasa asing. “Dengan bahasa itu, anak-anak kita punya peluang untuk bergaul, berinteraksi, dan berkarier lebih luas,” ujarnya.
Peserta didik kita, harus diberi peluang besar untuk mengeksplorasi bakat, minat, dan skill-nya. “Karena kreativitas dan inovasi itu sangat menentukan masa depannya,” ujar Wahid yang mengaku terkesan sekali dengan nasihat orangtuanya agar ia berkhidmat untuk menjadi guru. “Walaupun pada akhirnya takdir berbicara lain (menjadi Dubes),” ucapnya.
Seusai diterima secara resmi, saya dan rombongan diberi kesempatan untuk mencicipi hidangan khas Rusia, bertukar cindera mata, dan foto bersama dengannya.
Terimakasih Mr. Muhamad Wahid Supriyadi yang menginspirasi saya dan rombongan Observer WSC Jawa Timur: seorang guru jadi duta besar di negara yang besar. (*)
Moscow, 21 Agustus 2019, Pukul 21.45.
Oleh Pahri, Principal SMK Mutu Gondanglegi, Kabupaten Malang.