PWMU.CO – Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Drs Arbaiyah Yusuf MA menutup kegiatan International Training on Education (ICT) sesion I di Grand Whiz Hotel Trawas Mojokerto, Jumat, (23/9/19).
Pada penutupan kegiatan yang diselenggarakan bersama dengan AlIrsyad Trust Limited and Temasek Foundation International Singapore ini, Arbaiyah menyampaikan tiga esensi utama hasil refleksi ajaran KH Ahmad Dahlan terhadap dunia pendidikan Muhamamdiyah.
Pertama, menjaga akidah islamiyah. Menurut dia, kemajuan sekolah-sekolah Muhammadiyah, inovasi yang dilakukan oleh guru dan sekolah dalam mengantarkan kesuksesan siswanya, adalah sebuah keberhasilan dari proses yang telah dijalankan oleh tim sekolah, termasuk di dalamnya guru. “Akan tetapi dalam proses pendidikannya harus tetap meneguhkan dan menjaga ajaran-ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam Alquran dan Alhadits,” ujarnya.
Kedua, Islam itu maju dan modern. “Dulu cara mengajarnya Kiai Dahlan sudah tergolong inovatif dan modern, meski tidak ada ICT seperti saat ini,” tuturnya kepada 72 peserta training dari berbagai sekolah Muhammadiyah di Jawa timur ini.
Dulu, sambungnya, pendidikan yang diajarkan oleh pendiri Muhammadiyah yaitu KH Ahmad Dahlan juga tidak hanya bagi kelompok Islam, tapi juga bagi setiap orang dan dari segala kalangan dan usia. “Dan, Kiai Dahlan sudah menunjukkan kemodernanya dengan strategi dan pola pembelajarannya kala itu,” katanya.
Ketiga, memajukan masyarakat melalui pendidikan. Ini ditujukan dalam rangka menyejahterakan umat. Sehingga menurut Bu Ar—sapaannya—pendidikan yang dikembangkan oleh sekolah tidak hanya diperuntukan bagi warga Muhammadiyah tapi dihadirkan pula untuk masyarakat dunia.
Kepada para peserta baik yang tergabung dalam kelas Instructional Mastery (Teaching Pedagogy), ICT in The Classroom, dan Arabic Teacher Training, Bu Ar berpesan agar materi yang telah diperoleh bersama instruktur dari Singapura ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolahnya. “Termasuk perilaku positif yang diterapkan selama kegiatan training yang berlangsung selama lima hari ini,” pesannya.
Di akhir sambutanya, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada para instruktur dari AlIrsyad Trust Ltd dan Temasek International Foundation Singapore yang untuk kali kedua kali berbagi ilmu bersama para guru Muhamamdiyah.
“Bapak-ibu semua ini belum menjadi trainer karena baru melewati separuh perjalanan. Tahap keduanya nanti harus diikuti dengan syarat tidak boleh berganti orang,” pesannya. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post