PWMU.CO – Rumah sakit dan klinik di bawah naungan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur diharapkan memiliki Disaster Medical Center (DMC).
DMC merupakan komite khusus di bawah rumah sakit yang khusus bergerak di bidang kebencanaan. Untuk itu, pada momentum Latihan Gabungan Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (MLHPB) Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) pada Jumat-Ahad (23-25/8/19), klaster medis menjadi salah satu pilihan konsentrasi yang dibuka untuk para relawan.
Ada tiga poin utama yang menjadi target keberhasilan kelas medis. Pertama, terbentuknya DMC di seluruh rumah sakit dan klinik di bawah naungan MPKU Jawa Timur.
Kedua, bagi rumah sakit dan klinik yang sudah memiliki DMC dapat membuat daftar nama relawan medis yang akan diberangkatkan saat terjadi bencana.
Divisi Penelitian dan Pengembangan MLHPB Jawa Timur Yuanita Wulandari MS menyebut routerlist tersebut menjadi keharusan bagi DMC.
“Kalau ada bencana dan rumah sakit harus segera turun untuk respon, sudah ada nama-nama yang siap diberangkatkan, sehingga bencana bisa direspon dengan cepat,” ujar Yuanita.
Ketiga, DMC diharapkan mampu menyusun dokumentasi medis saat kegiatan respon bencana. Sementara, di lingkup internal, DMC bertugas memberikan edukasi mitigasi bencana di lingkungan rumah sakitnya.
“Ketika terjadi bencana dan rumah sakit menjadi terdampak, bagaimana menyelamatkan diri dan pasien, itu menjadi mitigasi yang harus diberikan anggota DMC pada seluruh unsur rumah sakit,” ujar dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Peminatan klaster medis diikuti oleh 62 peserta. Mereka merupakan tenaga ahli di bidang kesehatan dari seluruh rumah sakit dan klinik Muhammadiyah se-Jawa Timur, mulai dari dokter, perawat, hingga bidan. Yuanita menyebutkan, kelas klaster medis menjadi respon MLHPB Jawa Timur atas pertanyaan rumah sakit dan klinik mengenai DMC.
“DMC menjadi kebutuhan utama rumah sakit dan klinik Muhammadiyah saat ini. Sudah banyak rumah sakit dan klinik yang ingin membentuk DMC, tapi banyak juga yang belum tahu caranya. Maka, adanya kelas medis ini menjadi respon kami sebagai upaya memberikan pembekalan untuk membentuk DMC di masing-masing rumah sakit dan kliniknya,” ujar Yuanita.
Tak hanya materi dan praktik di ruangan, tindak lanjut dari kelas ini, tiap rumah sakit dan klinik diminta segera membentuk DMC di lingkungannya masing-masing. (*)
Kontributor Isnatul Chasanah. Editor Mohammad Nurfatoni.