PWMU.CO –Pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X ICP SMA Muhammadiyah 1 Gresik lewat telekonferensi dengan bule Amerika Serikat digelar Senin (26/8/2019). Narasumbernya Ryan Ulrich Dubroff, pemuda dari Pennsylvania yang pernah tinggal di Gresik.
Acara bertepat di Ruang Multi Media langsung bersemangat ketika Ryan Ulrich muncul di layar. Para siswa dengan antusias langsung menyapa, hello, Ryan, sambil melambai tangan semua.
Ryan juga membalas sapaan siswa,”Hi, guys….”
Satu persatu siswa mempraktikkan bahasa Inggrisnya. Berbagai pertanyaan ditujukan ke Ryan Ulrich. Najwa Azzahra, ”Ryan, how old are you?”
”I am 24 on April,” jawab Ryan.
Begitu juga Muhammad Farrelino Narendra ingin tahu apa punya saudara.”Ryan, do you have sibling?”
”Yeah, I have one little sister, I will show her picture,” jawabnya yang menerangkan dia punya satu adik perempuan dengan menunjukkan fotonya.
”Then what time is it, now in America,” lanjut M Farrelino yang bertanya jam berapa saat itu di AS.
”At eight in the evening ,” jawabnya yang ternyata di AS pukul 20.00 malam sedangkan di Surabaya masih pukul 09.00 pagi.
Sedangkan Salma ingin tahu apa Ryan suka nasi krawu apa tidak.
”Ryan, do you like krawu rice?”
”Sorry, I haven’t ever taste it when I stayed in Gresik , so I don’t know,” katanya yang menyebutkan selama tinggal di Gresik belum mencicipi. Jadi tidak tahu.
Para siswa juga bertanya tentang situasi Amerika Serikat. Namun sayang waktunya hanya sebentar karena Ryan harus pergi ada janji dengan yang lain. Akhirnya semua mengucapkan salam perpisahan dengan Ryan Ulrich.
Riza Biokta kelas XII ICP yang bersahabat dengan Ryan saat berada di Gresik mengatakan, telekonferensi ini seru. ”Sudah lama tidak bertemu Ryan dan akhirnya bisa curhat lagi,” katanya. ”Kegiatan ini adik-adik kelas bisa belajar berbicara bahasa Inggris dengan berani dan bisa mengetahui budaya lain,” ujarnya.
Ryan Ulrich pernah tinggal di Jl. Taman Enggano Dalam 3/19 Gresik Kota Baru(GKB). Dia bertugas sebagai English Teacher Assistant program AMINEF di SMAM1 Gresik. Dia di kota ini selama 10 bulan. Mulai Juli 2018-April 2019. Sekarang sudah kembali ke AS dan tinggal di Lancester Pennsylvania. Ryan Ulrich sedang kuliah program master.
Diwawancarai terpisah lewat WA Ryan Ulrich Dubroff mengatakan, I strive for my experience to be different! The time I spent at SMA Muhammadiyah 1 Gresik was quite special and the students I met were smart and insightful, talented and funny. All of them were memorable.
Arinya, saya berusaha agar pengalaman saya menjadi berbeda. Waktu yang saya habiskan di SMA Muhammadiyah 1 Gresik cukup istimewa dan para siswa yang saya temui cerdas dan berwawasan luas, berbakat dan lucu. Semuanya mengesankan.
I miss them dearly now that I’m back in the states. That is why whenever I have the chance, I call SMAM 1 and assist in class. Whether it is by answering questions about America, or assisting with English language skills, it allows me to stay connected and to see my students, even though I am far away.
Saya sangat merindukan mereka sekarang karena saya kembali ke negara bagian/Amerika. Itulah mengapa setiap kali saya memiliki kesempatan, saya menelepon SMAM 1 dan membantu di kelas. Baik itu dengan menjawab pertanyaan tentang Amerika, atau membantu dengan keterampilan bahasa Inggris, ini memungkinkan saya untuk tetap terhubung dan bertemu dengan murid-murid saya, meskipun saya jauh.
I want to watch them grow and flourish and I especially want them to remember that even though I am no longer their teacher, I will always be part of their lives.
Saya ingin melihat mereka tumbuh dan berkembang dan saya terutama ingin mereka ingat bahwa meskipun saya bukan lagi guru mereka, saya akan selalu menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Koordinator IT SMAM 1 Gresik Andik Susetyo menyatakan, peralatan dan bandwitdh internet di sekolah ini sudah cukup untuk kelas telekonferensi.
Kepala Sekolah Ainul Muttaqin MPd menyatakan, berkomitmen dalam penguatan teknologi informasi seperti telekonferensi dengan native speaker.
”Ini mendorong anak-anak biasa berkomunikasi menggunakan bahasa asing langsung dari native. Jarak bukan menjadi hambatan jika mau dan mampu mengelola teknologi informasi,” ujarnya. (*)
Penulis Nina Yovanti Editor Sugeng Purwanto