PWMU.CO – Biasanya estafet diadakan dalam ajang lari dengan alat tongkat sebagai medium pergantian pelari. Dalam outbond siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas), Rabu (4/9/19) kali ini menggunakan tali tampar yang sudah dibentuk lingkaran.
Tali tersebut harus melingkar di tubuh dan harus diestafetkan pada rekan setim yang berada di barisan paling ujung. Larangan dalam permainan ini adalah tidak boleh dibantu dengan tangan dalam memindahkan tali. Hanya dengan gerakan, layaknya penari. Menggerakkan tangan, kepala, kedua kaki, dan badan supaya aliran tali bisa lancar.
Inilah yang dilakukan Hanin Alya Hutami. Cewek (14) yang bercita-cita jadi arsitek ini mengaku ada kesulitan saat memasukkan tali ke kepala.
“Harus cekatan dalam bergerak termasuk kepala. Tali tidak bisa merambat kalau kepala tidak digerakkan. Kepala harus ‘menyusup’ ke dalam tali supaya bisa dipindahkan ke tangan dan tali bisa dilanjutkan ke teman setim,” ujarnya.
Hanin—begitu sapaannya—harus banyak bergerak seperti penari sehingga estafet tali bisa lancar.
“Ini yang kita lakukan sehingga tim saya yang berjumlah 15 siswa bisa menjadi juara dalam permainan ini,” papa cewek yang hobi makan bakso ini, tersenyum.
Berbeda yang dialami Muhammad Fari Haqqi Maulana. Cowok yang gemar main basket ini ini mengaku kesulitan utama adalah menggerakkan kaki ketika memasukkan dalam tali.
“Postur tubuh saya kan tinggi, sedangkan lingkar tali tidak terlalu besar. Saya pun harus berulang-ulang melakukan gerakan sehingga tali bisa lewat dan digerakkan ke lengan. Untuk selanjutnya bisa diarahkan ke rekan setim,” ungkap cowok yang akrab dipanggil Haqi.
Hanin dan Haqi bersama-sama bermain tali menari. Untuk menjadi juara, keduanya harus bergoyang-goyang layaknya penari. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.