PWMU.CO – Mendung gelap menyelimuti SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik. Salah satu siswa terbaiknya, Dhani Fadilah—kelas XII IPS 3—telah pergi meninggalkan sekolah tercinta ini untuk selama-lamanya, Rabu (4/9/19) malam, karena sakit demam berdarah.
Berita meninggalnya pemuda kelahiran Gresik, 4 November 2001 ini disampaikan oleh Anas Thohir SAg—salah satu guru Ismuba Smamsatu Gresik kepada seluruh guru dan karyawan ketika kegiatan briefing pagi.
Betapa terkejutnya para guru ketika mendengar berita tersebut. Karena mereka tidak pernah mendengar kabar kalau Dhani sedang sakit. Seperti yang dialami Rulita Aqies SFis, pembina Dhani di Passion Entrepreneur. Dia tidak berhenti menangis.
Rulita ingat betul dengan semangat Dhani ketika mengikuti kegiatan Passion Entrepreneur. Menurutnya ia adalah anak yang sangat aktif dan pantang menyerah.
“Saya masih ingat betul betapa semangatnya seorang Dhani Fadilah ketika ada kegiatan entrepreneurship. Hampir setiap ada kegiatan pameran atau yang berhubungan dengan entrepreneurship, apakah itu di Gresik ataupun di luar Gresik. Ia selalu ingin mengikutinya,” kata Rulita.
Bahkan menurut Rulita, anak pasangan Pudjiono dan Erfianti ini akan tetap mengikuti kegiatan Entrepreneur walaupun dalam keadaan sakit. Seperti ketika ia mengikuti kegiatan Entrepreneurship Summer Camp di Trawas September tahun lalu. “Dia bahkan harus diantar oleh ibunya, karena badannya panas ketika mau pemberangkatan ke Trawas,” ujarnya.
Selain dikenal sangat aktif dan pantang menyerah, anak terakhir dari empat bersaudara ini juga dikenal sangat baik dan tipe anak yang mau belajar.
Hal tersebut disampaikan oleh pelatih Extrakurikuler Teater Smamsatu Gresik, Irfan Akbar. Dhani juga merupakan anggota Teater Extra Smamsatu Gresik, dan ia ada di bagian musik.
“Dia anak baik. Mau belajar dan mencari tahu. Suka membantu ketika acara-acara di Gresiknesia (Komunitas Teater Gresik) juga,” katanya.
Menurut Irfan, terakhir kali ia bertemu adalah ketika Festival Gresiknesia. “Aku terakhir lihat Dhani berdiri di barisan penonton nyanyi lagu dari Onomastika bersama penonton lainnya. Dia kelihatan bahagia sekali, mungkin karena memang anaknya murah senyum,” katanya.
Menurut Irfan, ada satu panggung yang belum ditunaikan Dhani, yaitu Panggung Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur. Karena kebetulan Teater Extra lolos dalam Parade Teater Jawa Timur 2019 yanmakag pentasnya tanggal 27 September 2019. “Padahal saya ingin sekali menunjukkan Dhani, ini lho Gedung Cak Durasim, tapi ternyata Allah memanggilnya lebih cepat,” katanya.
Sedangkan menurut teman sekelasnya, Lorenza Bintang, Dhani adalah tipe anak yang pantang menyerah dan sangat cinta dengan sekolah. Salah satunya ditunjukkan ketika dua hari sebelum meninggal dunia, tepatnya hari Senin (2/9/19), ia masih menyempatkan diri untuk mendukung Tim Basket Aremu yang sedang bertanding di DBL Arena Surabaya walaupun dalam keadaan sakit.
“Ia hanya bilang kalau kaki dan tangannya sakit semua. Tapi ia tidak pernah bilang kalau dia sedang sakit. Dan ia tetap bersemangat untuk ikut mendukung tim basket Aremu, walaupun tidak banyak bergerak,” kata Lorenza.
Di mata Kepala Smamsatu Gresik Ainul Muttaqin SP MPd Dhani adalah sosok teladan dan inspiratif bagi teman-temannya.
“Bagi saya secara pribadi dan seluruh keluarga Smamsatu Gresik, almarhum adalah sosok teladan bagi teman-temannya. Banyak hal yang sudah ditorehkan selama menjadi siswa Smamsatu, termasuk apresiasi Pakde Karwo dan Bapak Syaiful Rahman yang saat itu Gubernur Jawa Timur, dan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur atas karya almarhum di pameran produk siswa. Almarhum juga sangat menginspirasi untuk teman-temannya,” katanya.
Dhani dimakamkan di Pemakaman Islam Desa Pongangan, Kecamatan Manyar, Gresik Kamis (5/9/19) tepat pukul 09.00. Ratusan pelayat yang mengikuti shalat dan pemakaman semoga jadi pertanda kebaikan dia saat hidup.
Selamat jalan Dhani, semoga Allah mengampunimu! (*)
Kontributor M. Ali Safa’at. Editor Mohammad Nurfatoni.