PWMU.CO -Orang Islam itu punya prinsip hidupnya tidak menumpuk kekayaan. Tapi mengalirkan rezeki yang diterima kepada orang lain. Inilah yang disebut sebagai orang kaya.
Hal itu disampaikan Ustadz Jufri Mustofa MPdI dalam pengajian yang digelar PCM Lakarsantri Surabaya bertempat di MI Muhammadiyah 28 Raya Bangkingan, Ahad (8/9/2019).
Menurut dia, orang disebut kaya itu mampu mendistribusikan rezeki yang diterima kepada orang lain. Bukan dilihat dari berapa banyak koleksi hartanya.
”Orang kaya itu prinsipnya terima rezeki, kasih ke orang lain,” tutur guru SD Muhammadiyah 12 Dupak Jaya ini mengartikan makna terima kasih.
”Jadi orang kaya itu bukan kolektor harta. Bukan kolektor rumah dimana-mana, kolektor mobil segala jenis merek, kolektor sepatu aneka model, baju, tas,” tandasnya.
Para kolektor harta itu, sambung dia, seperti disindir Allah dalam surat Humazah. Wailul likulli humazatil lumazah aladzii jamaah maalawwa addadah, yaḥsabu anna maalahuu akhladah.
”Celakalah semua pengumpat dan pencela, orang-orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira harta itu mengekalkannya. Inilah kehidupan kolektor harta. Suka menghitung-hitung,” katanya.
Menurut dia, termasuk pendusta agama orang yang haji berkali-kali, umroh berulang kali tapi ada rumah tetangganya yang roboh diabaikan. ”Mereka ini termasuk pendusta agama seperti disebut dalam surat Al Maun,” katanya. ”Membangga-banggakan haji dan umroh berulang kali tapi membiarkan tetangganya kelaparan dan rumahnya roboh.”
Menjadi orang kaya tidak selalu punya citra baik. Dia mencontohkan Qorun yang diceritakan kunci hartanya saja sampai ditaruh dipunggung unta saking banyaknya. ”Tapi herannya tidak ada orangtua memberi nama anaknya Qorun. Tidak mau bercita-cita supaya kaya seperti Qorun. Sebab nama ini punya beban sosial,” ujarnya.
Ditegaskan, Islam mengajarkan bersedekah bukan mengumpulkan harta. Mumpung kita masih diberi kehidupan segera bersedekahlah. Sebab setelah mati tak ada lagi kesempatan itu dan jangan menjadi penyesalan di akhirat.
Seperti diceritakan dalam Alquran surat Munafiquun: 10-11. Belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu. Lalu ia berkata, Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh. Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dikatakan, banyak kesempatan waktu untuk bersedekah sekarang ini. Jika Anda sedang menyapu halaman, melihat rumah tetangga yang kotor sekaligus sapu juga itu sudah bersedekah. Melihat ada sekolah Muhamamdiyah sedang membangun langsung datangi serahkan infak.
”Kalau belanja, belanjalah di warung tetangga dan jangan pakai menawar. Niatkan itu sebagai sedekah. Jangan belanja di supermarket miliknya orang yang sudah kaya. Di situ pun Anda belanja tidak pakai menawar,” tandasnya. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto