1. Mas Mansur Menikahkan Bung Karno dengan Oetari
Permulaan tahun 1921, Bung Karno akan melaksanakan pernikahannya yang pertama dengan putri H.O.S Cokroaminoto, Siti Oetari. Ketika keduanya sudah duduk khidmat di dalam masjid untuk melakukan prosesi ijab dan Kabul, penghulu (qadhi) tidak mau menikahkannya.
Saat itu Bung Karno berpakaian necis, berdasi pula. “Anak muda, dasi adalah pakaian orang yang beragama Kristen, dan tidak sesuai dengan kebiasaan kita dalam agama Islam,” begitu qadli menegur Bung Karno. “Tuan Qadli (penghulu), saya menyadari dulu pengantin hanya memakai pakaian Bumiputera, yaitu sarung. Tapi itu adalah cara lama. Aturannya sekarang sudah berubah,” kata Bung Karno geram.Tapi penghulu sama keras kepalanya. “Kalau masih terus berkeras kepala untuk berpakaian rapi itu, saya menolak untuk melakukan pernikahan,” kata penghulu.
Keadaan pun semakin tidak karuan karena saling ngotot perihal pakaian. “Persetan dengan tuan-tuan semua, saya tidak mau didikte orang di saat perkawinan saya,” kata Bung Karno dengan nada meluap-luap. Bahkan penghulu dan imam masjid benar-benar membuktikan ancamannya dengan tidak melanjutkan prosesi akad nikah. Tetapi pernikahan tersebut akhirnya tetap berlangsung, berkat ulama muda faqih dalam masalah agama.
KH Mas Mansur yang lulusan Mesir dan baru berusia 25 tahun itu mengambil alih sebagai orang yang menikahkan kedua sejoli. Pikirannya yang sudah tercerahkan oleh dakwah KH Ahmad Dahlan membuatnya tidak mempermasalahkan pakaian yang dikenakan Bung Karno. (kholid)
Mas Mansur Kunjungi Bung Karno di Pengasingan….. halaman 3…