PWMU.CO– MI Muhammadiyah 10 Tembelang Jombang mengadakan Tadarus Keliling (Darling). Kali ini bertempat di Masjid Baitun Ni’mah Kedunglopis, Ahad (15/9/2019).
Tadarus ini dihadiri oleh siswa kelas 6, ustadz-ustadzah dan takmir masjid. Darling adalah program sekolah yang dilaksanakan satu bulan sekali berkeliling dari masjid ke masjid.
Usai tadarus, Takmir Masjid Baitun Ni’mah Khoirul Anam berceramah tentang cara mendapat ilmu yang bermanfaat. ”Ada lima syarat agar kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” katanya.
Pertama, niat merupakan awal segala tindakan. ”Jika niatnya baik, maka baik pula amalnya, dan sebaliknya. Sebagaimana dikatakan bahwa sesungguhnya amal seseorang itu tergantung niatnya,” ujarnya.
Menurut dia, di zaman sekarang ada anak-anak sekolah untuk mendapatkan nilai dan ijazah. Ada pula yang hanya ingin punya pekerjaan. ”Seharusnya niat utamanya karena Allah. Jika ilmu dan ridha Allah didapatkan, maka Insya Allah mudah pula mendapat nilai, ijazah dan pekerjaan,” tuturnya.
Kedua, menghormati guru. Ada ungkapan, seseorang yang menginginkan sesuatu, maka harus mencintai sesuatu itu. Sedangkan dalam pendidikan antara ilmu dan guru adalah satu. Ilmu terdapat pada diri seorang guru. Sehingga jika kita ingin mendapatkan ilmu yang dimaksud, maka harus juga menghormati guru.
”Tujuannya adalah agar terdapat kesukarelaan, keterbukaan dan keikhlasan antara guru terhadap siswa dalam menyampaikan ilmunya,” katanya.
Ketiga, tidak menyakiti guru. Mengapa tidak boleh menyakiti hati guru? Karena ruh dari ilmu seorang guru ada dalam hatinya. Jika hati guru sakit, secara tidak langsung terdapat penganiayaan terhadap guru itu. Padahal Allah melindungi orang yang teraniaya dan memberi pembalasan serupa. ”Pembalasan itu berupa hilangnya kemanfaatan ilmu dalam diri murid,” ujarnya.
Keempat, tekun belajar dan mengamalkannya. Inti dari mencari ilmu terletak pada mempelajarinya. Kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun ilmunya sedikit.
”Karena ilmu yang dipelajari oleh seseorang tetapi tidak diamalkan, menurut kitab Durusul Akhlak, akan disiksa sebelum orang kafir disiksa,” tandasnya.
Kelima, menjauhkan dari sifat-sifat tercela. Ini juga yang sulit ditemukan di zaman sekarang ini. Ada anak-anak yang tawuran, pergaulan bebas, memukul gurunya. ”Hati sebagai rumah pertama bagi ilmu. Seseorang harus dibersihkan dari hal-hal yang kotor sehingga ilmu akan mudah didapatkan,” katanya. (*)
Penulis Zuly Ahsanul Bariyyah Editor Sugeng Purwanto