PWMU.CO-Nasyiatul Aisyiyah (NA) Kota Malang menyelenggarakan Pashmina Goes to School, Senin (16/9/19). Acara bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang.
Pashmina singkatan dari Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah. Kegiatan menjadi media praktikum volunter Pashmina setelah dua hari sebelumnya mengikuti pelatihan, Sabtu- Ahad (14-15/9/19). Pelatihan ini diikuti oleh 15 pengurus NA dari lima cabang dan daerah.
Volunter Pashmina berasal dari tenaga ahli di bidangnya. ”Kami melakukan penandatanganan MoU dengan beberapa instansi untuk penyediaan tenaga volunter,” ujar Jihan Mawaddah, ketua Tim Pashmina Kota Malang.
Sejak 2018 NA Kota Malang menandatangani nota kesepahaman dengan Poltekkes, Dinkes Kota Malang, FIKES dan Fakultas Psikologi UMM. Seiring berkembangnya pelayanan Pashmina, kebutuhan volunter makin banyak.
”Kami berniat mengadakan pelatihan pada kader-kader NA di cabang dan daerah untuk menjadi volunter,” imbuh Jihan.
Gayung bersambut. Poltekkes Malang yang sudah MoU dengan NA memiliki program senada. Dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi pengabdian masyarakat, Poltekkes Malang menggandeng NA.
”Maka, program ini kami satukan. Calon volunter Pashmina mendapatkan materi pelatihan dari Poltekkes,” katanya lagi.
Sementara ada tiga kelompok spesialisasi bagi peserta pelatihan yang mengikuti di kampus 2 UMM. Yakni penyuluh kesehatan reproduksi, antropometri atau pengukuran indeks masa tubuh yang berkaitan dengan gizi remaja, dan biomedik atau pengukuran hemoglobin.
Pelaksanaan Pashmina Goes to School, volunter yang telah mendapatkan materi pelatihan harus mempraktikkan. Di pos edukasi misalnya, Lady Charunica dari NA Lowokwaru, Shirly Alfa dari NA Blimbing, dan Loresta Putri dari NA Klojen praktik memberikan penyuluhan tentang gizi remaja pada 94 siswa SMAM 1.
Demikian pula di pos indeks masa tubuh (IMT), pos biomedik, dan pos kesehatan, volunter yang bertugas ialah kader NA peserta pelatihan. Meski begitu, tim dari Poltekkes turut mendampingi proses praktikum tersebut.
”Ini Pashmina paling berkesan buatku, karena pertama kalinya melakukan cek HB. Untung saja alatnya mudah dioperasikan, ternyata bisa,” kata Yayuk Widianah, pengurus NA Kota Malang yang juga peserta pelatihan.
Salah satu siswa SMAM 1 Fauziah Aini mengaku senang dengan kegiatan seperti ini. Ia bisa melakukan cek IMT dan hemoglobin. ”Jadi tahu kondisi saya. Ternyata HB saya rendah, berat badan juga kurang,” kata siswa kelas XII IPA tersebut. (*)
Penulis Isnatul Chasanah Editor Sugeng Purwanto