PWMU.CO– Gerakan tangan, kaki, dan tubuh dua siswa itu begitu gemulai memainkan Tarian Banjar Kemuning di halaman SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo (SD Muh1da), Senin (16/9/2019).
Kirana Farisha Putri dan Keyla Danica Felda, siswa kelas 5 ini, menari untuk menyambut kehadiran dua guru asing dari AICHI University of Education Jepang.
Hosomi Natsuki dan Toyoda Maaya, dua mahasiswa sedang mengikuti intership program di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi guru tamu di kelas 5. Mereka didampingi Parastuti, dosen mentornya dan sembilan mahasiswa Unesa.
Sebanyak 218 siswa lalu berkumpul di auditorium Mas Mansyur. Para siswa ini berinteraksi dengan dua guru dari Negeri Sakura itu. Siswa antusias bertanya setelah menyaksikan video proses belajar anak-anak SD di Jepang. Lebih-lebih saat belajar greeting dalam bahasa Jepang dan menulis nama panggilannya dalam huruf Katakana.
Hosomi dan Toyoda lalu mengajak diskusi tentang konten video. Beberapa anak dengan bahasa Inggris mengonfirmasi kegiatan anak-anak SD Jepang yang diajarkan menjahit dan menggergaji kayu untuk prakarya.
Mereka bertanya, kenapa siswa di video itu tidak menggunakan seragam saat sekolah serta kegiatan membersihkan kelas bersama-sama.
Toyoda Maaya menjelaskan, semua kegiatan keterampilan hidup diberikan kepada siswa. Tujuannya melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa.
”Mereka tidak menggunakan seragam untuk menumbuhkan sifat menerima perbedaan dan keberagaman,” katanya.
Di akhir rangkaian kegiatan pembelajaran perwakilan beberapa siswa mempraktikkan greeting lalu menunjukkan hasil tulisan nama panggilannya dalam huruf Katakana dan membacanya dengan lantang.
Para siswa senang sekali hari itu mendapat pelajaran bahasa Jepang dan budayanya.
”Senang belajar bahasa Jepang walau agak sulit mengucapkannya. Sebab dihentakkan mengucapkannya,” ujar Jihan Aliyah Winnie.
”Saya juga akan merapikan meja dan kursi saya di kelas biar rapi dan bersih terus seperti kelasnya anak-anak di Jepang itu,” lanjut Jihan.
Sementara Kepala Urusan Humas SD Muh1da Suhaeri menginformasikan, kegiatan guru tamu dari Jepang ini merupakan guru asing kedua dalam satu tahun ini. Setelah sebelumnya guru dari Polandia mengajar di sekolah selama tiga hari.
Program menghadirkan guru asing ini merupakan perwujudan hidden curriculum Global Citizen yang diterapkan di sekolah. (*)
Penulis Enik Chairul Umah Editor Sugeng Purwanto