PWMU.CO – Japan Aerospace Exploration Agency (Jaxa) menjadi salah satu destinasi yang ditunggu-tunggu oleh peserta Spemdalas Study in Japan. Pada Jumat (20/9/2019), 29 siswa dan 3 guru dari SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalasa) Gresik bergerak dari Hotel Sankyu yang terletak di daerah Onozaki menuju ke Sengen Tsukuba Ibaraki. Perjalanan ini hanya ditempuh kurang lebih 20 menit menggunakan bus kota.
Sepanjang perjalanan terlihat berjajar sederetan pohon memoji dan beberapa tanaman sakura yang saat ini belum menampkan mahkotanya karena proses peralihan ke musim semi.
Tiba di Jaxa, peserta bisa melihat secara langsung batang roket H-2A yang dibuat oleh Jepang dan berhasil membawa misi menempatkan satelit ke orbit dari pusat luar angkasa Tanegashima tahun 2005.
Mengunjungi secara langsung Badan Penjelajah Antariksa (luar angkasa) Jepang ini membuat kegiatan Spemdalas Study in Japan yang dilaksanakan selama sepekan Senin-Jumat (16-21/9/2019) ini dirasakan semakin komplit. Mengesankan dan menjadi media belajar yang bermakna bagi wawasan siswa.
Seperti yang disampaikan oleh Dimas Noer Fauzi. Striker Tim Futsal Spemdalas ini merasa kaget saat masuk ke ruang museum. Baginya tidak pernah menyangka kalau penerbangan ruang angkasa itu digunakan sebagai bahan penelitian oleh para ilmuwan termasuk orang Jepang.
“Kaget pertama kali sekaligus masuk ke museum, ternyata banyak juga penelitian tentang rung angkasa. Tahu isi dalamnya roket rasanya pingin ikut terbang,” katanya.
Seketika itu, Dimas mengambil dan membentangkan bendera merah putih, bendera Indonesia. Dia mengaku, melihat kecanggihan negara Jepang muncul semangat nasionalisme dalam dirinya. “Saya teringat negara kelahiranku Indonesia. Dari sana, spontan ambil bendera itu,” ujar penggemar Paulo Dybala pemain Juventus ini.
Begitu pula yang dirasakan oleh Ahmad Fajrul Falah. Keluar dari ruang museum Jaxa matanya tertuju pada satu PC komputer yang memberikan fasilitas membuat stempel sendiri dengan tema Jaxa.
Dia bersama temannya membuat stempel Jaxa. Lalu, ia mencoba menyalin kedalam buku jurnal kegiatanya. Dia pun asyik dan bahkan berulangkali mencobanya. “Interesting and wow. Makanya saya buat ini agar memiliki kenang-kenangan nantinya,” kata siswa kelas VIII ICP yang bercita-cita menjadi seorang arsitek ini.
Jaxa merupakan salah satu layanan pembelajaran yang diberikan oleh Jepang kepada siapa pun. Oleh pemerintah Jepang, pengelolaan dan pengembangan penelitian dilakukan di Tsukuba Innovation Plaza. Oleh karenanya Tsukuba dikenal pula dengan sebutan Science City. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.