PWMU.CO – Rasa senang dan haru tak bisa disembunyikan Hekmatyar Aulia Ayuba, Siswa kelas XII MIPA 3 SMA Muhammadiyah (Smamsatu) Gresik, ketika namanya disebut dalam sesi penghargaan ME Award 2019, di Dome UMM, Sabtu (21/9/19).
Hekma, sapaannya, pantas berbahagia, karena penelitiannya tentang serbuk tinja manusia yang diubah menjadi tenaga listrik berhasil meraih Juara I Karya Tulis Siswa SMA/SMK/MA.
“Alhamdulillah saya bisa meraih juara I di lomba kali ini. Padahal sebenarnya saya tidak menargetkan untuk meraih juara tersebut. Karena menurut saya, dengan ikut perlombaan ini, setidaknya saya bisa memberikan salah satu ide untuk kemajuan negeri,” katanya.
Gelar tersebut memang pantas diraih oleh Hekma. Karena kerja keras dan ketekunannya ketika latihan— juga track record_nya ketika mengikuti berbagai lomba—menjadi sebuah modal baginya untuk menjadi seorang juara.
Menurut Muhammad Bakir SPd, pembimbing KIR-nya, Hekma sangat pantas untuk menjadi juara. “Karena ketika pengangkatan konsep, Hekma selalu aktif datang ke rumah, konsep makalahnya tentang teknologi tepat guna (TTG) juga sangat baik. Hekma ini selalu memberi jawaban yang sesuai ketika saya memberikan suatu pertanyaan dan argumen,” kata .
Rudi Ihwono ST—guru pendamping lomba Hekma—juga mengatakan jika Hekma pantas meraih hasil tersebut. “Karena ia sudah banyak makan asam garam. Ia pernah meraih prestasi tingkat nasional menjadi Juara III Lo’real Girls in Science,” ungkapnya.
Hekma juga pernah menjadi 10 besar LKTI Reviresco tingkat provinsi dan 10 besar LKTI Kepresidenan tingkat nasional.
Kepada PWMU.CO Ahad (22/9/19), santriwati Pondok Pesantren Muhammadiyah Madinatul Ilmi ini tetap merendah. Menurutnya keberhasilannya meraih juara adalah berkat doa dan dukungan dari semua orang.
“Kesuksesan ini tak lepas dari doa orangtua saya, semangat dari Bapak Bakir sebagai pembimbing, wali kelas, dan guru Smamsatu Gresik. Tidak terkecuali, Pondok Madinatul Ilmi tercinta, yang selalu memberikan izin ketika saya mau berangkat bimbingan di rumah Bapak Bakir,” katanya.
Tentang ide penelitian, Hekma mengatakan muncul ketika ia melihat meningkatnya penggunaan listrik di Indonesia. “Tetapi tidak dibarengi dengan pasokan listrik yang meningkat. Akhirnya kita butuh alternatif energi listrik dan serbuk tinja ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif energi listrik,” katanya.
Dalam penelitiannya, Hekma melakukan proses fermentasi tina selama 20 hari. “Dalam proses fermentasi tersebut dilakukan pencampuran bahan bahan, serbuk tinja 30 persen dari volum media fermentasi, garam 2 persen , dedak 1 persen, aktivator organik 30 persen, dan udara 7 persen,” ungkapnya.
Hasil fermentasi ini dituangkan dalam dalam bejana yang terdapat lembar Zn dan Cu yang telah dikaitkan dengan kabel yang berbeda kutup serta disambungkan dengan lampu LED yang dijepit dengan penjepit buaya. “Akhirnya dapat menyalakan lampu led yang dapat bertahan selama kurang lebih satu bulan,” katanya. (*)
Kontributor M. Ali Safa’at. Editor Muhammad Nurfatoni.