PWMU.CO – Muhammadiyah itu bukan agama baru. Muhammadiyah hanyalah sarana dakwah, sebagai gerakan amal. Tapi bukan sekadar tempat kumpul-kumpul atau berkerumun.
“Orang Islam berkerumun boleh. Tidak salah. Tapi setelah berkerumun mengadakan pengajian sebulan sekali. Setelah itu, masuklah ke lorong-lorong kebudayaan dan peradaban.”
Hal itu disampaikan Prof Dr Din Syamsuddin MA dalam Pengajian Pimpinan Ranting Se-Cabang Laren dan Peresmian Masjid Al-Muttaqin Desa Jabung, Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, Ahad (22/9/19).
“Membangun sekolah, rumah sakit, masjid, panti asuhan, dan melakukan kegiatan ekonomi. Itulah yang diajarkan Islam dan Muhammadiyah. Maka jadikan Muhammadiyah sebagai gerakan amal,” kata dia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2005-2015 itu mengatakan, dengan gerakan amal itu Muhammadiyah punya andil besar dalam pembagunan bangsa dan negara melalui bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Pada bagan lain Din memuji Muhammadiyah Jawa Timur. “Jatim ini tergolong minoritas. Tapi di beberapa tempat minoritas eh tahu-tahu berdiri universitas Muhammadiyah seperti Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Ponorogo, Jember dan sebentar lagi Universitas Muhammadiyah Madura,” ungkapnya.
Kebanggaan Din juga disampaikan pada warga Muhammadiyah Desa Jabung yang berhasil membangun Masjid Al Mutaqin dengan megah. “Selain sebagai tempat peribadahan shalat rawatib, masjid harus menjadi pusat kebudayaan. Harus ada kegiatan-kegiatan di masjid seperti pengajian untuk anak-anak, remaja, kaum ibu-ibu. Dan bapak-bapak bicarakan ekonomi. Ini adalah akhlak Muhammadiyah.” ujarnya.
Din berseloroh, dia tidak mau datang ke suatu daerah untuk kedua dan ketiga kalinya kalau hanya sekadar untuk berceramah. “Karena di Laren ini sudah banyak penceramah handal,” ucap Ketua PRM Pondok Labu, Jakarta..
Dia mengatakan, dia mau datang untuk meresmikan suatu amal usaha Muhammadiyah. “Seperti di Jabung ini diundang pertama kali langsung diminta meresmikan Masjid Al-Muttaqin. Ini merupakan suatu kehormatan. Maka prasasti namanya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 atau sebagai PRM Pondok Labu. Apapun itu atas nama Muhammadiyah,” candanya.
Masuk surga duluan
Karena itu, secara berkelakar Din mengatakan mau datang lagi ke Desa Jabung jika meresmikan amal usaha baru. “Saya mengusulkan PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) Jabung untuk membangun ruangan sebelah masjid untuk perpustakaan. Nanti saya siap mengisi dengan buku-bukunya,” ucapnya.
Menurut Din, Ranting itu sangat penting. Sebab selama ada Ranting Muhammadiyah, ada Cabang Muhammadiyah. “Sampai sini ndak ada PDM, PWM, PP ndak apa-apa selama ada aktivitas di tingkat Ranting dan Cabang,” guraunya.
“Namun PDM penting untuk mengkoordinasikan Cabang dan Ranting. PWM penting untuk mengkoordinir PDM-PDM. Juga PP untuk membimbing secara nasional,” terangnya, kali ini serius.
Din kembali berseloroh, bahwa nanti yang masuk surga duluan adalah Pimpinan Ranting dan Cabang. “Eh PDM belakangan apalagi PWM dan PP. Kenapa? Karena Ranting dan Cabang yang langsung berhubungan denagan jamaah. Hidup Ranting Muhammadiyah,” kata Din, lagi-lagi disambut tepuk tangan hadirin.
Din pun menyampaikan gagasannya tentang pertemuan Ranting Muhammadiyah. “Saya Ingin mengadakan pertemuan akbar sesama Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-Indonesia,” ujarnya, yang sontak disambut tepuk tangan ribuan hadirin. (*)
Kontributor Slamet Hariadi. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post