PWMU.CO-Demonstrasi mahasiswa di Kota Kendari Sulawesi Tenggara membawa maut. Muhammad Randi (21), mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) meninggal dunia ketika terjadi bentrok dengan aparat di Gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).
Di dada kanan mahasiswa Fakultas Perikanan semester 7 ini ditembus peluru. Teman-temannya langsung melarikan dia ke Rumah Sakit Korem dr R Ismoyo.
Randi warga asal Desa Lakarinta Kabupaten Muna ini, menurut Prof Dr Din Syamsuddin, dia aktivis IMM Kendari. ”Peristiwa ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang tidak dapat dibenarkan dan patut disesalkan,” kata Din yang pernah menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015.
Dia mendorong pengusutan yang jujur, adil, dan transparan. ”Agar tidak menimbulkan fitnah sebaiknya dilakukan otopsi oleh tim internal Muhammadiyah atau tim profesional dan Imparsial,” ujarnya.
Sementara mengutip laporan Tempo.co, Yudi Ashari, dokter di RSUD dr. Ismoyo , menyatakan luka yang dialami Randi karena tembakan.
”Tapi saya tidak tahu ini karena peluru tajam atau karet sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut,” katanya Kamis sore.
Mahasiswa itu masuk RSUD Korem sekitar pukul 15.30 WITA dan dinyatakan meninggal 15.44 WITA. Sedangkan otopsi jenazah Randi dilakukan di RSUD Abunawas, Kota Kendari.
Yudi menerangkan Randi tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi buruk. Terdapat luka menganga sekitar 5 sentimeter, sedalam 10 sentimeter di dada kanan.
Tim melakukan penanganan sebanyak lima siklus namun pasien tidak membaik. Darah mengucur deras dari luka. Luka menganga itu membuat udara menekan organ dalam, seperti mengganggu pernafasan dan lainnya. ”Dari lubang itu masuk udara, tidak bisa keluar dan menekan organ lain di dalam. Nama medisnya, nematorak,” jelasnya.
Kepala Bidang Humas Polda Sultra AKBP Hary Goldenhart mengatakan jasad Randi dibawa ke RSUD Abunawaabu untuk diotopsi. Pemeriksaan ditangani tim dokter yang berisi dokter Abunawas, RS Bhayangkara, RSUD Korem.
Demosntrasi di Gedung DPRD awalnya aksi berjalan normal diselingi dengan orasi. Mahasiswa meneriakkan tuntutan pembatalan RKUHP. Berbagai spanduk bernada protes dan kecaman terhadap RKUHP dan buruknya kinerja pemerintah dan DPR.
Kemudian terjadi bentrokan. Di tengah kondisi chaos itu tiba-tiba seorang demonstran jatuh. Dadanya mengucur darah. Belum diketahui siapa yang menembakkan peluru itu. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto