PWMU.CO – Muhammadiyah adalah organisasi dakwah sehingga amal usahanya juga berbasis dakwah. Dakwah kita di bidang air adalah bagaimana memanfaatkan air dengan sebaik-baiknya agar sehat dan kuat sehingga bisa bekerja dan beribadah dengan baik.
Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Gorontalo Prof Dr H Abd Kadim Masaong MPd saat launching pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) Q-Mas M di Desa Talumopatu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Salango Propinsi Gorontalo, Ahad (22/9/19).
Dia menambahkan, PWM Gorontalo mencoba menunjukkan amanah yang diberikan oleh PWM Jatim bisa dijalankan dengan baik. “Dibuktikan hari ini di-launching penggunaan Q-Mas M dan menjadikan orang Muhammadiyah sudah memiliki AMDK sendiri. Tidak tanggung-tanggung, kami hadirkan seribu orang lebih yang siap jadi pelanggan Q-Mas M,” ujarnya.
Maka, sambungnya, seluruh amal usaha Muhammadiyah (AUM) dan warga Muhammadiyah, terutama unsur pimpinan wajib untuk memasarkan dan menggunakan produk Q-Mas M ini.
“Sebenarnya bukan diwajibkan, tetapi ditegaskan untuk menggunakan air Q-Mas M, air kita sendiri. Semua acara termasuk hajatan ditegaskan untuk memakai Q-Mas M. Bagaimana kita bisa maju kalau punya produk sendiri tetapi tidak digunakan,” tanyanya.
Menurut Kadim, beberapa Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) sudah mulai memesan. Penduduk Gorontalo itu satu juta lebih sedikit. “Dan 30 persennya adalah warga Muhammadiyah dan kalau seluruhnya menggunakan air Q-Mas M maka akan cepat besar perusahaan ini. Bagaimana kita bisa ambil pasar,” ungkap pria yang pernah tinggal di Kota Malang selama lima tahun ini.
Kadim juga menyampikan penghargaan dan terima kasih kepada PWM Jatim yang telah memfasilitasi berdirinya pabrik ini. “Luar bisa, kami diberikan softloan sehingga sekarang bisa mempunyai usaha untuk memperkuat ekonomi persyarikatan,” terangnya.
Dengan pabrik yang dikelola oleh PT Mentari Gorontalo Motilango (MGM), lanjutnya, maka PWM Gorontalo mempunyai keuntungan untuk organisasi karena ini murni perusahaan milik persyarikatan.
“Saya ini sekarang jadi anak asuh. Anak asuhnya PWM Jatim dan Q-Mas M Malang. Dan mereka all out membantu kita baik teknologi maupun manajemen,” jelas pria yang juga dosen Universitas Negeri Gorontalo ini.
Dia berpesan kepada para pelanggan Q-Mas M untuk tidak mempunyai kekhawatiran. “Q-Mas M yang diproduksi di Gorontalo sama persis dengan yang di produksi di Lawang, Malang. Standart of procedure (SOP) dan teknologinya sama persis,” urainya.
Dalam mengembangkan perusahaan, Kadim juga sudah mempunyai rencana jangka panjang. “Seteleh memperkuat market di Gorontalo, maka selanjutnya kita akan mengembangkan market ke Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah,” tuturnya. (*)
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.