PWMU.CO – Senior Editor Jawa Pos Rohman Budijanto menjelaskan news in depth (berita mendalam) itu ditulis secara mendalam, mampu menginspirasi, dan memperluas wawasan bagi pembaca.
Dia menyampaikan hal itu dalam Pelatihan Menulis Indepth Reporting dan Opini yang diselenggarakan Lembaga Informasi dan Komunikasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, di Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Ahad (29/9/19).
Roy—sapaan akrabnya—mengatakan seorang jurnalis harus mencari dan menggali jawaban rukun berita (5W 1H). Untuk itu, menurutnya, aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam menulis news in depth antara lain: so what, tematik, telusur, efek kejut, tidak ada prasangka, dan tidak klise.
Pertama, Roy menuturkan adalah jawab dua rukun berita yaitu mengapa (why) dan bagaimana (how). News in depth merupakan jawaban-jawaban dari kata tanya tersebut.
“Di dalamnya ada unsur, what happen next. Istileh kerennya so what. Intinya, harus menunjukkan unsur tidak puas dalam liputan,” ujarnya di hadapan peserta.
Kedua, tematik. Roy menguraikan bahwa menulis news in depth harus menentukan terlebih dahulu materi atau tema apa yang akan diliput. Ini untuk kefokusan dalam menulis.
Ketiga, unsur telusur. Yaitu wawancara pada nara sumber secara langsung, kunjungi tempat atau lokasi berita, dan cari bahan risetnya untuk referensi tulisan.
Keempat, efek kejut. Roy menggambarkan news in depth harus memenuhi unsur menarik. “Berita-berita penting harus dijadikan yang lebih menarik,” ungkapnya.
Kelima, tidak ada prasangka. Dengan pedoman ini tulisan bisa lebih kalem dan lebih rasional. Selain itu bisa menjadi penangkal tulisan yang berbau subjektivitas.
Keenam, tidak klise. Berita yang dibuat harus tidak biasa-biasa saja. Roy memberikan arahan dengan berita yang tidak klise maka tulisan kita akan bernilai, lebih powerful. Tulisan kita tidak kering dan lebih menyenangkan. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.