PWMU.CO – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sidoarjo menggelar Mimbar Demokrasi di kampus Jumat (27/9/2019).
Acara ini sebagai ungkapan duka cita atas meninggalnya Muhammad Randi dan Yusuf Kardawi, mahasiswa Universitas Halu Oleo akibat kekerasan aparat.
Hadir dalam acara ini Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Dandim Letkol Inf. Muhammad Iswan Nusi, dan Rektor Umsida Dr Hidayatulloh.
Pimpinan Cabang IMM Sidoarjo mengecam keras tindakan penembakan yang dilakukan polisi, mendesak pemerintah dan polisi mengusut tuntas peristiwa ini, menghukum pelakunya, mencopot Kapolda Sulteng.
Mereka juga mendesak pemerintah dan aparat memberikan akses kepada jurnalis untuk memberitakan kejadian sebenarnya. Terakhir mengajak rakyat mengawal jalannya demokrasi.
Kapolres Zain Dwi Nugroho menyampaikan bela sungkawa dan permohonan maaf di hadapan mahasiswa dan akademisi Umsida atas meninggalnya kader IMM Kendari ditembak polisi ketika demontrasi di DPRD Sulawesi Tenggara.
”Saya mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya kader IMM yang gugur dalam aksi demo di Kendari, mohon maaf atas kesalahan yang dilakkan oleh pihak kepolisisan selama melaksanakan tugas. Terkait tuntutan mahasiswa dan berbagai pihak atas kejadian tersebut sudah kami tindak lanjuti,” ujar Zain.
Soal tuntutan IMM, dia menjelaskan, Kapolri telah mencopot empat Kapolda yang gagal dalam menjalankan tugasnya. ”Saya baru mendapat informasi, Kapolri telah mencopot empat Kapolda,” tuturnya.
Melalui momen ini, dia membuka kesediaan untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan mahasiswa. Demi menjalin sinergitas yang harmonis antara Polri, TNI bersama mahasiswa di Kabupaten Sidoarjo. (*)
Penulis Nisa Editor Sugeng Purwanto