PWMU.CO – Prof Dr H Zainuddin Maliki MSi resmi menjadi anggota DPR. Bersama 574 wakil rakyat lainnya, dia dilantik di Gedung DPR/MPR, Selasa (1/10/19).
Usai dilantik, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu menyampaikan kesannya kepada PWMU.CO. “Sejak dilantik saya semakin merasa tidak bisa lagi menjadi pengamat tetapi harus berusaha bisa menjadi praktisi politik,” ujarnya saat dihubungi Selasa (1/10/19) malam.
Dia melanjutkan, sebagai praktisi politik—dalam hal ini dari Partai Amanat Nasional (PAN)—saya justru harus diamati, terutama oleh konstituen tentang komitmen dan manfaat yang akan saya berikan kepada masyarakat, rakyat dan umat, khususnya warga Muhammadiyah.
“Saya menyadari bahwa tingkat legitimasi DPR di mata masyarakat saat ini cukup kritis. Harus ada perjuangan untuk menumbuhkan kepercayaan publik,” ungkapnya.
Bagi Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya periode 2003-2007 dan 2007-2011 itu, salah satu cara yang efektif untuk diperjuangkan adalah membangun setinggi-tinggi rasa empati kepada rakyat dan seluruh warga negara. “Untuk Indonesia jaya dan berkemajuan,” ucapnya.
Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jatim 2008-2011 dan 2011-2014 ini secara detail menyampaikan apa yang akan diperjuangkan di Senayan. “Akan saya perjuangkan tentu pertama-tama adalah aspirasi dari masyarakat yang saya wakili yaitu dari daerah pemilihan Gresik dan Lamongan,” kata dia.
Selebihnya, sambungnya, sebagai politisi dari PAN yang berangkat dari Muhammadiyah maka akan kami perjuangkan politik nilai yang selama ini diperjuangkan dan bahkan dijadikan agenda jihad politik Muhammadiyah.
“Jika diizinkan saya berharap bisa mengabdikan diri di Komisi X sesuai passion saya di bidang pendidikan. Sebagai pilihan kedua di Komisi IX yang antara lain yang membidangi kesehatan sehingga dengan demikian saya bisa turut berkontribusi dalam peningkatan kualitas kesehatan yang selama ini juga menjadi perhatian utama Muhammadiyah,” kata suami Esti Purwati itu.
Salah satu yang menarik bagi Zainuddin dalam pelantikannya adalah saat pimpinan sidang sementara Abdul Wahab Dalimunthe menutup sidang paripurna pertama. Dia keseleo lidah. Harusnya menyebut DPR RI tapi kepleset DPRD.
“Tentu sidang jadi riuh. Hanya saja karena pengalamannya cukup banyak ia bisa menutup kejanggalan itu dengan membuat pantun: ‘Suasana riuh di tepi pantai, sidang paripurna pengambilan sumpah janji DPR sudah selesai.’,” kenangnya.
Sidang paripurna pertama yang dihadiri Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu pun berakhir dalam suasana suasana cair. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.