PWMU.CO – Sebanyak 350 siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah alias Aisyiyah Bustanul Ahfal (ABA) se-Kabupaten Gresik menampilkan musik angklung di hadapan undangan dan peserta Milad 100 Tahun Aisyiyah Bustanul Athfal.
Acara ini diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim berama Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Jatim di Gedung Sarana Olah Raga Tri Dharma PT Petrokimia, Sabtu (5/10/2019).
Penampilan kolosal anak-anak ini dipimpin langsung oleh Ketua Lembaga Seni, Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik Sri Wahyuni SAg MPd. Mereka tampil begitu semangat dan penuh gembira mengikuti gerakan tangan para pembirama.
Uyun, panggilan akrab Sri Wahyuni, adalah pelatih dan sutradara pertunjukan ini. Dia meras puas dengan penampilan anak didiknya itu. “Anak-anak tampil dengan kompak,” ujarnya.
Uyun patut berbangga. Tidak gampang mengumpukan dan melatih 340 anak TK dari berbgaia TK Aisyyah se-Kabupaten Gresik. “Ini merupakan hasil yang dilatih dari guru TK masing-masing yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan musik angklung,” terangnya.
Dia menembahkan, di Kabupaten Gresik ada 45 TK Aisyiyah. Dan saat ini yang tampil 43 TK karena minus dari TK Bawean. “Setiap TK diambil 8 anak. Mereka dilatih guru masing-masing kurang lebih tiga pekan. Merke dikuplkan saat gladi kotor dan gladi bersih, untuk memantapkan kekompakan lagu musiknya,” jelasnya.
Permainan angklung ini diiringi oleh piano oleh Ir Endang Arfiyanti, adik kandung Uyun. Permainan pianonya tampak kompak dengan musik angklung.
Ada dua lagu yang dibawakan kolaborasi angkung dan piano ini. Yaitu lagu berjudul Suwe Ora Jamu yang dilanjutkan lagu Ambilkan Bulan Bu. Kedua lagu itu membuat undangan dan peserta terpukau dan bertepuk tangan riuh.
Aisyah Kamilah Putri Ahsan dari TK Aisyiyah 42 GBA sangat senang bisa bermain bersama teman-temannya. “Saya hafal (cara memainkannya),” ucapnya saat ditemui PWMU.CO usai tampil.
Putri pasangan Cundik Ahsanuddin dan Rina Julaikah berlatih hanya dua hari karena mendadak menggantikan temannya yang sakit. (*)
Kontributor Ian Ianah. Editor Mohammad Nurfatoni.