PWMU.CO – Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang baru Dr Muchlas MT mengatakan, berbagai tantangan yang dihadapi pada era revolusi industri ini membuat perguruan tinggi harus merespon percepatan perubahan ini.
“Dengan keberadaan revolusi industri 4.0 telah melahirkan berbagai kemudahan bagi peserta didik seperti adanya open source, berbagai pelayanan dan jasa berbasis online,” kata Muchlas usai dilantik Rabu (9/10/19).
Dalam penyelenggaraan pendidikan, menurut Muchlas, UAD Yogyakarta harus merespons tantangan ini secara cepat juga bijak.
Tantangan pendidikan tinggi di Indonesia saat ini, menurut Muchlas, memasuki fase yang sangat dinamis seiring dengan munculnya Revolusi Industri 4.0.
“Revolusi ini telah membawa kita kepada cara dan gaya hidup yang berbeda sekali dengan kondisi sebelumnya,” tandasnya.
Munculnya unicorn seperti Gojek, Bukalapak, dan lainnya yang telah mempermudah layanan transportasi maupun delivery, demikian pula tersedianya fasilitas-fasilitas open source yang mempermudah mahasiswa mendapatkan sumber-sumber ilmu dan literatur dengan cepat. “Semuanya harus direspons secara cepat, tepat dan bijak,” ujarnya.
Dampak serius terhadap lulusan dan penyelenggaraan pendidikan tinggi, menurut Muchlas, harus diantisipasi dan dihadapi. “Sehingga UAD dapat bertahan serta berhasil maju di tengah perubahan yang ada tersebut,” paparnya.
Seperti halnya beberapa negara maju yang merespons perkembangan ini dengan meluncurkan society 5.0, yakni sebuah konsep tatanan masyarakat yang memungkinkan manusia dapat menggunakan iptek sebagai sarana untuk melayani kebutuhan hidup sehingga terwujud kehidupan yang nyaman.
Dikatakan Muchlas, perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, juga harus dapat merespons perkembangan iptek yang dahsyat ini melalui langkah-langkah strategis.
Bagi dosen-dosen yang telah memiliki jenjang akademik tinggi seperti doktor dan profesor, Muchlas mohon dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi sesuai keahlian yang dimiliki. “Agar UAD dapat lebih memiliki kekuatan keilmuwannya sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk kemajuan bangsa dan umat Islam di Indonesia,” kata Muchlas.
UAD sebagai salah satu dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah, memiliki peran tidak hanya sebagai lembaga pendidikan. Namun juga mengemban tugas menggairahkan dakwah amar makruf nahi munkar melalui pendidikan tinggi serta sebagai sarana perkaderan.
Menurut Muchlas, kemajuan universitas bertumpu pada lulusan yang memiliki daya saing di kancah nasional dan internasional. “Maka saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengevaluasi program-program yang sudah dijalankan agar langkah-langkah ke depan lebih efektif dan efisien,” paparnya.
Mengingat hampir seluruh biaya operasioanal universitas diupayakan secara mandiri, maka diperlukan kebijakan-kebijakan strategis dalam penanganan finansial UAD.
Upaya-upaya peningkatan akuntabilitas finansial dan pengalokasian anggaran belanja yang tepat itu, diharapkan akan dapat dicapai berbagai efisiensi yang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan.
“Kami sangat percaya, spirit maju dan makmur dapat menghasilkan upaya-upaya penanganan finansial menuju ketahanan finansial yang mantap sehingga kemajuan-kemajuan yang dicapai tetap dapat diikuti,” kata Muchlas. (*)
Penulis Affan Safani Adham Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post