PWMU.CO – Penelitian tentang Damar Kurung dua siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik berhasil lolos ke babak final Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2019, yang akan dilaksanakan di Surakarta, Senin-Sabtu (14-19/10/19). Dua siswa itu adalah Farah Mumtahanah Mustakim dan Almi Sayyidatul Q, siswa Kelas XII Bahasa.
Keberhasilan ini membuat keluarga besar Smamsatu Gresik bangga, tidak terkecuali bagi sang pembina: Mustakim SS MSi.
“OPSI merupakan even bergengsi di bidang riset yang diselenggarakan setahun sekali oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dirjen Dikdasmen Kemendikbud. Jadi, bisa menjadi finalis merupakan suatu kebanggaan,” kata ayah Farah Mumtahanah Mustakim itu, Jumat (11/10/19).
Mustakim mengatakan, menjadi finalis OPSI merupakan prestasi yang sangat luar biasa. “Karena mereka berhasil melewati seleksi yang begitu ketat, persiapan yang melelahkan, dan menyisihkan ribuan peserta dari seluruh Indonesia,” terang Pengawas SMA Cabang Dinas Pendidikan Lamongan itu.
Dia menjelaskan, proses seleksi OPSI dilakukan secara bertahap. Mulai dari seleksi naskah proposal pada bulan Juni 2019. Kemudian proposal yang lolos seleksi diberikan pendampingan secara online dari pembimbing dari Kemdikbud sesuai bidangnya. “Selain dibimbing oleh guru sekolah siswa bersangkutan,” kata guru Sejarah Smamsatu ini.
Selanjutnya, hasil riset dikirimkan secara online pada website OPSI pada tanggal 22 Agustus 2019. Ada 1.204 naskah riset yang masuk dari kelompok maupun perorangan. “Total ada 2.214 siswa, berasal dari 121 kabupaten/kota dan 34 provinsi,” ujarnya.
Mustakim melanjutkan, ada tiga bidang yang masuk seleksi, yaitu Matematika, Sains, dan Teknologi (MST); Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR); dan Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH). “Dari jumlah itu terpilih 49 kelompok MST, 17 kelompok FTR, dan 40 kelompok ISH,” katanya.
Soal Damar Kurung, Mustakim mengatakan, kaitannya dengan identitas masyarakat Gresik sangat menarik untuk meneliti Damar Kurung. “Banyak seni Damar Kurung di Nusantara, tetapi di Gresik memiliki ciri khas, seperti pengelompokan tema lukisan, bahan yang digunakan, dan kegunaannya. Sehingga layak menjadi identitas masyarakat Gresik,” terangnya.
Satu lagi, sambungnya, seni Damar Kurung ini masih bertahan sejak sekitar lima ratus tahun lalu. “Brandingnya Damar Kurung? Ya Gresik Rek!” katanya.
Sementara itu, ide penelitian Damar Kurung, menurut Farah Mumtahanah Mustakim, adalah ketika ia dan Almi Sayyidatul Q melihat di dekat sekolahnya banyak terdapat lampion-lampion khas Gresik yang disebut Damar Kurung.
“Karena kami tertarik dengan, maka kami menelitinya dengan judul ‘Tradisi Seni Lukis Damar Kurung Sebagai Identitas Masyarakat Gresik’,” katanya.
Selanjutnya, setelah yakin dengan apa yang akan diteliti, Farah dan Almi segera memulai dengan mengumpulkan data tentang Damar Kurung.
“Hampir selama kurang lebih empat bulan, sejak awal Juni 2019, saya dan Almi mempersiapkan semuanya. Kami mengumpulkan data-data tentang Damar Kurung dan wawancara dengan tokoh- tokoh yang berkaitan dengan Gresik, seperti, Umar Zainudin (budayawan Gresik) dan Novan Effendy (Ketua Damar Kurung Institute),” terangnya.
Kami juga mewawancarai teman sebaya untuk mengetahui pandangan mereka terhadap seni lukis damar kurung.
Semua jerih payah itu akhirnya terbayar tuntas. Mereka berhasil menjadi finalis OPSI 2019. Babak final akan berlangsung enam hari dengan kegiatan sebagi berikut:
Hari pertama registrasi dan orientasi kegiatan; hari kedua menyiapkan pameran karya, setiap kelompok disediakan stan pameran karya; hari ketiga dan keempat, pameran karya dan penilaian pameran dan presentasi di ruang tertutup secara bergantian di depan lima juri.
Hari kelima dan keenam kunjunangan- kunjungan pendidikan dan pengumuman hasil kompetisi.
Semoga jadi juara!
Kontributor M. Ali Safa’at. Editor Muhammad Nurfatoni.