PWMU.CO–Untuk mengurusi kesejahteraan orang lanjut usia dibentuk Muhammadiyah Senior Care (MSC). Tugasnya memberikan pelayanan kesehatan, nutrisi, psikologi, spiritual, sosial dan usaha ekonomi produktif pada lansia di masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Kepesantrenan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Drs Bashrowi MSi pada Sosialisasi dan Koordinasi MPS PWM Jatim di Hall Mas Mansur Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Ahad (13/10/19).
Dia mengatakan, kegiatan MSC bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, kemandirian dan martabat lansia. “MSC menjadi pusat layanan kebutuhan dasar lansia dan pengembangan keluarga ramah lansia,” ujarnya.
Kota Probolinggo, sambung dia, merupakan salah pilot project MSC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. “Ada empat PWM yang mengawali program ini yakni DKI Jakarta, Jateng, DI Yogyakarta, dan Jatim,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan program ini, Badan Pengurus MSC Jatim dipimpin oleh Bashrowi berkerja sama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo, Lazismu Kota Probolinggo, Rumah Sakit Muhammadiyah Probolinggo, dan Panti Tresna Werdha Muhammadiyah Probolinggo.
Saat ini MSC Probolinggo melayani 33 orang lansia. “Berbasis lembaga atau tinggal di Panti Tresna Werdha Muhammadiyah 6 orang. Berbasis komunitas atau warga senior di luar panti sebanyak 27 orang,” urainya.
Harapannya pada tahun 2020 MSC juga berkembang ke daerah lainnya di Jatim. “Kota Madiun, Kota Surabaya, Kabupaten Malang dan Kota Batu tolong segera disiapkan,” jelasnya.
Panduan khusus untuk persiapan kabupaten dan kota area pengembangan MSC sudah diberikan dan mulai ada pendampingan dari tim MPS PWM.
“Bagi panti asuhan yang sudah mulai memberikan layanan lansia maka diharapkan segera merapat ke MSC agar lansia ini memperoleh layanan terbaik,” terangnya.
Meski proyeknya hanya 30 orang, lanjut Bashrowi, tetapi keluarganya juga perlu mendapatkan pembinaan agar anak-anaknya bisa merawat orang tuanya dan agar bisa ber-Muhammadiyah.
“Banyak kasus penanganan lansia yang beragama Islam ditangani oleh lembaga non muslim. Maka ayo teman-teman Muhammadiyah melakukan program ini lebih intensif lagi,” ajaknya.
Muhammadiyah tidak mengembangkan konsep asrama tapi berbasis keluarga atau komunitas. Ke depan ditargetkan MSC sebagai amal usaha baru milik Muhammadiyah. “Sehingga tidak full charity dan lebih profesional. Untuk yang tidak mampu bisa home care dan bagi yang mampu berbayar,” tutur Bashrowi. (*)
Kontributor Sugiran Editor Sugeng Purwanto