PWMU.CO-Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan Program Pengembangan Mitra Desa (PPDM) di Dusun Jetis dan Dusun Peganjuran Desa Balongtani, Jabon.
Kali ini membahas kesehatan dengan topik Optimalisasi Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000HPK) bayi. Sosialisasi kesehatan bayi ini agar tumbuh kembang anak sempurna dan mencegah stunting atau tubuh pendek.
Acara berlangsung Selasa (8/10/2019) dengan menggandeng dua mitra yakni kader Posyandu Dusun Jetis dan Dusun Peganjuran. Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) dari Kementerian Riset dan Teknologi (Ristekdikti).
Program ini dilakukan oleh tiga dosen Umsida. Evi Rinata MKeb (Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan), M. Suryawinata MKom (Fakultas Ilmu Informasi dan Teknologi Informatika), Dewi Komala Sari MM (Jurusan Manajemen).
Evi Rinata mengatakan, selama kurang lebih 8 bulan tim melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan kader sebagai mitra, kelompok wanita hamil, kelompok ibu dengan bayi dan balita, para pakar dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Puskesmas Jabon, dan mahasiswa.
”1000HPK adalah periode penting yang dimulai dari awal kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Ini merupakan periode emas pertumbuhan dan perkembangan,” tuturnya.
Dia menjelaskan, stunting adalah suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi anak kurang jika dibandingkan dengan usianya.
”Sederhananya, pengerdilan adalah kondisi di mana seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tubuhnya lebih pendek dari usianya, ” tambahnya.
Acara digelar bersamaan dengan Posyandu Balita di Jetis. Ada 13 ibu dengan balita hadir, 11 kader, 2 ahli dari Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida, tim PPDM dan mahasiswa.
Pelatihan diberikan kepada kader dan kelompok sasaran. Secara bertahap kader dan kelompok sasaran diberi informasi tentang 1000 HPK, stunting, nutrisi untuk wanita hamil dan anemia. Ada praktik membuat produk makanan yang kaya nutrisi untuk wanita hamil dan balita.
”Masyarakat umum tidak tahu bahwa anak pendek adalah tanda masalah gizi kronis dalam pertumbuhan anak. Apalagi jika stunting dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun,” tuturnya.
Dengan program ini, sambungnya, diharapkan masyarakat, terutama kader kesehatan, lebih aktif dan peduli dalam sosialisasi 1000 HPK. (*)
Penulis Realita Tataguna Editor Sugeng Purwanto