PWMU.CO – Pembangunan Museum Muhammadiyah yang terletak di kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sudah rampung 70 persen. Soft launching segera dilakukan pada pertengahan November 2019 bersamaan dengan milad Muhammadiyah.
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Dr Muchlas dalam pertemuan Tim Museum Muhammadiyah Konten Zonasi bertempat di Kantor Pimpinan Pusat Yogyakarta, Sabtu (19/10/2019).
Peletakan batu pertama museum ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Juli 2017 lalu. Keseluruhan struktur gedung museum akan selesai 30 Desember 2019.
”Untuk kepentingan soft launching ini gedung utama yang sudah selesai segera dikerjakan interiornya,” kata Muchlas yang juga rektor Universitas Ahmad Dahlan.
Setelah itu, sambung dia, Tim Museum menyiapkan konten secara bertahap. Konten museum untuk sementara diisi sejarah Muhammadiyah di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tim museum dari empat zona itu diminta segera menyiapkan artefak, foto, dokumen, film, sejarah Muhammadiyah daerahnya. Barang itu diharapkan sudah dikirim ke museum minimal 15 November.
”Tujuan pembangunan museum ini sebagai edukasi, pencerahan, dan menyajikan tafsir sejarah bangsa ini kepada pengunjung. Mereka pulang dari museum tahu Muhammadiyah berperan serta membesarkan negara ini,” tandasnya.
Sesuai dengan zamannya, kata dia, museum memakai memakai teknologi sehingga menjadi museum milenial dan post milenial. Harus mengesankan kepada pengunjung Muhammadiyah itu mencerahkan.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad menambahkan, sudah mencari benchmark kemana-mana tentang gerakan Muhammadiyah. Kemudian ada tawaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat museum.
”Awalnya kesulitan mencari tempat. Akhirnya jatuh di UAD. April sudah dilaksanakan penandatanganan persetujuan. Setelah itu peresmian batu pertama oleh Pak Joko Widodo. Sekarang peran PWM, PCM, sangat strategis untuk mengisi konten museum. Kita tentukan empat wilayah, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Barat, DIY,” katanya.
Dia mengharapkan, para utusan Tim Museum dari empat daerah dapat mempersiapkan diri menjelang pembukaan November, baik dari segi finansial dalam pengiriman artefak. Terus berjalan hingga 2-3 tahun untuk melengkapi koleksi museum.
”Museum ini bisa menceritakan perjalanan sejarah Muhammadiyah mulai didirikan sampai saat ini.
Dapat dilihat oleh anak-anak kita dan pengunjung museum. Orang sekali masuk ke UAD tidak hanya melihat museum tapi ada objek yang lain seperti planetarium,” tuturnya. (*)
Penulis Teguh Imami Editor Sugeng Purwanto