PWMU.CO – Keberhasilan dalam berbisnis tidak terlepas dari manajemen yang baik. Sebagai saudagar muslim yang sukses, almarhum H Bisri Ilyas menggunakan manajemen islami dalam menjalankan bisnisnya. Berikut adalah 10 manajemen itu yang diuraikan dari pokok pikirannya tentang: (5 Landasan Qur’ani yang Mengantarkan Haji Bisri Ilyas Jadi Pengusaha Sukses).
1. Tidak Putus Asa. Orang yang sukses, menurut H Bisri tidak akan berputus asa dalam meraih nikmat dan karunia Allah swt. Orang beriman yang sejati tidak akan berputus asa, karena putus asa adalah ciri dari orang kafir. Bisri lantas bercerita, pada suatu saat harga garam sedang anjlok dan sepi pembeli. Banyak para pebisnis garam yang berputus asa hingga akhirnya meninggalkan usaha tersebut.
Bisri yang saat itu juga berbisnis garam memilih untuk tidak putus asa, tetap istiqamah dan meyakini harga komoditi itu akan kembali naik. “Terbukti, beberapa tahun kemudian harga garam kembali naik. Mereka yang meninggalkan usaha garam pun menyesal. Sedangkan H Bisri akhirnya mendapat banyak untung.”
(Baca: Di Sel Tahanan, Buya Hamka Nyaris Putus Asa dan Kepergian H Bisri Ilyas Semoga Tergantikan Bisri-Bisri Baru)
2. Disiplin. Kedisiplinan adalah poin yang penting untuk menjemput sukses. H Bisri mengatakan, sebenarnya Allah sudah mengajarkan manusia sikap disiplin dengan memerintahkan shalat lima waktu. Orang yang selalu mengerjakan shalat lima waktu akan menjadi pribadi yang disiplin. “Terlebih jika shalat tersebut dikerjakan tepat waktu. Maka, potensi untuk menjadi pebisnis yang sukses sangat besar.”
Sebab, kata Bisri, waktu itu sangat vital dalam dunia usaha. “Jika seseorang selalu tepat waktu dalam menjalankan shalat, kebiasaan tersebut akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk ketika dalam berbisnis.”
3. Ucapan yang Baik dalam Setiap Transaksi. Ketika sudah cukup berhasil, kadang kualitas atau pelayanan produk kemudian menurun. Dalam bertransaksi juga kurang baik karena merasa sudah tidak membutuhkan orang lain. Menurut Bisri, sikap seperti itu harus ditinggalkan. “Sopan santun dan berkata yang baik dalam berhubungan dengan orang lain harus senantiasa dijaga, agar usah tetap langgeng.”
(Baca: Inilah Jumlah Bidang-Luas Tanah Wakaf H Bisri Ilyas dan Mengenang H Bisri Ilyas, Saudagar Sukses Bermodal Kejujuran)
4. Barokah dari Keuntungan yang Baik. Bisri menegaskan bahwa mendapat keuntungan yang baik dari perniagaan itu sangat penting. Hal tersebut merupakan amal soleh bagi seorang pengusaha. Jadi jangan sampai menghasilkan keuntungan yang tidak barokah. Jika seseorang berbisnis sesuai dengan tuntunan Allah, maka Allah akan menjadikan semua urusannya menjadi mudah. “Orang tersebut juga akan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang buruk dan mendapat ganjaran yang besar.”
5. Menjauhi Berjudi dan Minum Minuman Keras. Berjudi, minum minuman keras, dan berjudi dapat menghambat kesuksesan. Seorang pengusaha yang baik harus meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat itu, dan lebih banyak berfikir bagaimana usahanya maju dan berkembang hingga sukses.
Pengusaha yang gemar minum minuman berpotensi merugi, karena ia menurunkan daya kreasi, inovasi dan produktivitas. Begitu juga dengan berjudi, perbuatan ini tidak bermanfaat sama sekali dan hanya menghambur-hamburkan uang. “Judi akan menggerogoti modal seorang pebisnis.”
(Baca: Mari Biasakan Menjamu Tamu dengan Minuman Surga dan Haji Abdul Mughni: Gule Lahirkan Profesor)
6. Selalu Mengadakan Riset. Dalam dunia bisnis, riset itu sangat penting. Tanpa riset yang baik, suatu bisnis tidak akan berkembang. Bisri lantas mencontohkan mengapa buah-buahan yang sama memiliki rasa yang berbeda? Hal itu, katanya, dua benda yang sama akan menghasilkan sesuatu yang berbeda jika diperlakukan dengan berbeda pula.
“Misalnya, pohon mangga yang dirawat dengan melalui riset yang baik, dari cara dan tempat menanam, pemupukan, penyiraman dan lain sebagainya, akan tumbuh dan menghasilkan buah yang lebih baik jika dibandingkan mangga yang dirawat asal-asalan.”
7. Menjauhi yang Buruk. Kebanyakan pebisnis hanya berfikir yang penting untung. Tidak perduli apakah keuntungan yang mereka peroleh itu dengan cara baik ataupun buruk. “Padahal menurut Al-Qur’an memperoleh hasil yang sedikit tapi thoyyib, lebih baik daripada dapat untung besar tapi dengan cara yang buruk.”
(Baca: 4 Unmuh Masuk 19 Kampus Unggul Se-Jatim: UMM Juara Pertama sejak 9 Tahun Lalu dan Inilah Sekolah Muhammadiyah Terunggul di Jatim Tahun 2016)
8. Tidak Merugikan Manusia dalam Usaha. Dalam dunia usaha, jangan sampai seorang pebisnis merugikan orang lain. Terlebih dalam berkongsi. Semua harus diatur dengan baik agar tidak merugikan pihak lain. “Mengapa perkongsian bisnis di Eropa seringkali bertahan lama? Itu karena ada aturan main yang jelas. Segalanya diatur dengan detail, baik, dan tidak merugikan pihak lain atau saling menguntungkan,” terang Bisri.
9. Jujur. H Bisri mengisahkan, dia pernah beli buah apel di toko Cina. Apel kelas 1 dijual dengan harga Rp 10.000, apel kelas 2 Rp 7.500, dan apel kelas 3 Rp 5.000. Adapun buah yang sudah rusak boleh diambil secara cuma-cuma. “Cara berjualan seperti ini sangat disukai pembeli. Karena sangat jujur dan transparan,” kata H Bisri.
Dalam kisah yang lain, Bisri pernah membeli buah kelengkeng yang harganya cuma Rp 4.500, padahal di tempat lain Rp 5.000. “Karena murah, saya pun beli 5 kg. Sampai di rumah saya timbang lagi. Dan ternyata, beratnya cuma 3,5 kg. Cara-cara yang tidak jujur inilah yang membuat bangsa kita kalah jauh dengan bangsa lain.”
(Baca: Cerita Sekolah Muhammadiyah di Daerah Non-Muslim dan Ternyata Banyak Orang “Gila” dalam Bulan Ramadhan)
10. Selalu Bersyukur. Menuru H Bisri, ciri pengusaha sukses adalah selalu bersyukur. Dengan jelas, Allah sudah mengatakan bahwa akan menambah nikmat dan rezeki bagi orang yang senantiasa bersyukur. Salah satu bentuk syukur adalah dengan cara bekerja keras dan berdoa. “Setelah bekerja keras, selayaknya kita selalu berdoa agar usaha kita mendapat keberkahan dan keuntungan yang luar biasa.”
Demikian 10 managemen islami yang diterapkan oleh almarhum Bisri Ilyas dalam bisnisnya. Semua itu secara gambling dijelaskan dalam bukunya yang berjudul “Sukses Bisnis Petunjuk al-Qur’an”. Semoga bermanfaat. (*)