PWMU.CO– Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi mengakui, Selasa sore (22/10/2019) mengadakan pertemuan tertutup dengan Prof Dr Muhajir Effendy MAP selama satu jam di Gedung Dakwah Jl. Menteng Raya Jakarta.
Namun dia tak mau mengungkap isi pembicaraan itu. Hingga akhirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (23/10/2019) siang.
Ditemui di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) siang tadi, Haedar hanya membahas tugas Muhadjir sebagai Menko PMK itu.
Menurut dia, program utama revolusi mental Presiden Jokowi diterjemahkan oleh Muhammadiyah sebagai upaya membangun karakter manusia Indonesia dari seluruh bidang. Di antaranya keagamaan, pendidikan, dan prinsip etika sosial di masyarakat.
”Sebagai menteri sekarang Muhadjir Effendy bekerja untuk Indonesia. Bukan untuk golongan tertentu lagi,” katanya.
Dia berharap kepada Muhadjir Effendy betul-betul on fire untuk tugas dan tupoksinya. Kader Muhammadiyah ketika ditempatkan di mana pun, menurut Haedar Nashir, akan menjaga integritas dan amanat.
“Selain itu akan siap menghadapi kondisi politik apa pun,” katanya sambil menambahkan kader Muhammadiyah selalu dididik untuk bekerja profesional.
“Kader Muhammadiyah memiliki orientasi pada tindakan dan kebijakan dengan sedikit bicara dan banyak bekerja,” ungkapnya.
Haedar berharap Menko PMK mengerjakan pembangunan masyarakat Indonesia dengan karakter Pancasila dan agama. “Hal itu demi gerak dan kemajuan masyarakat bersama,” tandasnya.
Bagi Haedar, pesan Muhammadiyah itu tidak parsial. Tapi selalu menuju konteks kebangsaan. Dan membangun karakter bangsa adalah yang utama. ”Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki karakter,” tandasnya. (*)
Penulis Affan Safani Adham Editor Sugeng Purwanto