PWMU.CO – Makam seseorang bisa menjadi taman surga atau sebaliknya menjadi neraka. Karena itu orang-orang yang bertakziyah diserukan untuk berdoa kepada ahli kubur.
Hal itu disampaikan Ustadz Arif Syaifuddin dalam pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pare Kediri di halaman Masjid Sholikhin Jl Argowayang, Ahad (20/10/2019).
Dia menjelaskan, setelah seseorang mati maka harta tidak berguna, jabatan tidak bermanfaat. Hanya tiga hal yang menyertainya.
”Pertama sedekah jariyah. Kedua, ilmu yang bermanfaat. Ketiga, anak saleh yang selalu mendoakan orangtuanya,” tutur Ustadz Arif yang pegawai Kementerian Agama Malang ini.
Karena itu dia menyerukan agar menjadi anak saleh, dan mendidik anak-anak menjadi anak saleh yang doanya bisa menyelamatkan para orangtua di alam kubur. Dia juga menganjurkan, secara khusus mendoakan tetangga dan teman.
Dia juga menyampaikan, untuk kelancaran urusan akhirat orang yang sudah mati hendaklah diselesaikan utang piutangnya di dunia. ”Karena itu sebelum jenazah diberangkatkan ke makam, ditanyakan kepada warga perihal utang piutang. Jika utang kecil mintakan agar diikhlaskan, kalau besar berhubungan dengan ahli waris,” katanya.
Dikisahkan dari hadits, di zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang yang mati syahid yang dosanya diampuni Allah dan dijanjikan balasan surga, namun Nabi masih bertanya, apakah si fulan memiliki utang piutang.
Nabi Muhammad tidak mau menshalati jika jenazah masih belum ada yang menjamin untuk membayarnya. Nabi bertanya, apakah dia punya harta untuk melunasinya?
Dijawab, tidak yaa Rasulullah.
Lantas seorang sahabatbernama Khotadah menjawab, ya Rasulullah saya yang menanggung utangnya. Setelah ada yang menjamin, maka Nabi segera menshalati jenazah itu.
”Padahal sahabat Khotadah bukan keponakan, bukan famili, dia orang lain. Kenapa mau menjamin? Jawabnya, karena sahabat ini imannya telah merasuk jiwa raganya,” tandasnya.
(*)
Penulis Suparlan Editor Sugeng Purwanto