PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) Gresik mendatangkan guest teacher (guru tamu) seorang dokter, Kamis (24/10/19).
Adalah dr Sukadi, Kepala Puskesmas Wringinanom, yang dihadirkan tk menyambut Hari Dokter Nasional yang jatuh pada 24 Oktober 2019 ini.
Kegiatan yang bertempat di aula kantin Ibnu Sayyar ini melibatkan siswa kelas IV—yang salah satu dari mereka akan mewakili Kecamatan Wringinanom dalam lomba Kader Bakti Wiyada Husada (Tiwisada) tingkat Kabupaten Gresik.
Dengan mengenakan pakaian dinas kedokteran dan berkalung stetoskop, dr Sukadi mengawali ‘pengajaran’ dengan pertanyaan, “Adakah yang bercita-cita menjadi dokter!” Hampir semua siswa mengacungkan tangan.
Muhammad Ishak Afiq dan Keisya Listia Rahma yang mengenakan rompi hijau berlogo Usaha Kesehatan Siswa (UKS) ditunjuk untuk maju ke depan. Kepada dr Sukadi, Ishaq bertanya, “Bagaimana caranya agar bisa menjadi dokter seperti Bapak?”
“Harus mempunyai tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh,” jawab Sukadi.
Dia menceritakan kisah suksesnya menjadi dokter. Rupanya dalam sehari dia belajar selama 8 jam. Selain belajar keras, Sukadi kecil sudah diberi tanggung jawab yang besar oleh orang tuanya.
“Ketika saya kelas IV seperti Kalian, saya ditugaskan merawat dua ekor kambing oleh ayah,” cerita dia. Setiap pukul 5 pagi sebelum berangkat sekolah, sambungnya, saya mencari rumput.
Saat naik Kelas VI dia diberi tanggung jawab yang lebih besar, merawat seekor sapi. “Badannya lebih besar dari saya,” ucanya sambil tertawa.
Ketika SMP dia memilih sekolah yang masuk siang agar bisa mencari rumput untuk hewan ternaknya. “Tidak hanya pagi saya bekerja, malam hari ketika di desa ada layar tancap saya keliling menjajakan dagangan,” tandasnya. Setelah lulus dia melanjutkan ke Fakultas Kedokteran, meskipun sebelumnya ayahnya kurang setuju karena keadaan ekonomi.
Selanjutnya Annisa Wulandari bertanya, “Bagaimana Bapak bisa meyakinkan orangtua untuk menyetujui sekolah kedokteran sedangkan keadaan ekonomi pada waktu itu sedang susah?”
Pertanyaan itu disambut pujian oleh Sukadi. “Luar biasa kecil-kecil sudah bisa menanyakan hal yag susah saya jawab,” sambungnya sambil tersenyum. Dia menjawab kuncinya adalah doa.
“Waktu itu saya mualaf dan bertekad jika nanti sukses orangtua harus mengikuti agama saya. Alhamdulillah Allah mengabulkan, kedua orangtua saya meninggal dalam keadaan Muslim,” tandasnya sambil berkaca-kaca.
Pria tinggal di Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik ini berpesan, “Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, sebab kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya.”
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik penanganan pasien dibantu oleh kader Tiwisada di ruang UKS Avicenna.
Mufidatul Latifah S Sos I, penanggung jawab kegiatan, menuturkan tujuan diadakan kegiatan ini agar semangat belajar siswa semakin tinggi dalam menggapai cita-citanya termasuk menjadi seorang dokter.
“Karena pikiran selama ini dokter hanya dicapai oleh orang-orang kaya, namun dengan mendengar kisah dr Sukadi image tersebut terbantahkan,” jelasnya. (*)
Kontributor Kusmiani. Editor Mohammad Nurfatoni.