PWMU.CO-Pandu Hizbul Wathan diminta tetap menghidupkan semangat tolong menolong di tengah kehidupan yang makin egois, individualistik, dan konsumtif. Kehidupan tolong menolong menyelamatkan bangsa ini dari bencana.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua PDM Lamongan Drs H Muntholib Sukandar pada pembukaan Diklat Dewan Sughli dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kampus 3 SMK Muhammadiyah 5 Babat, Jumat-Ahad (25-27/10/2019).
Acara ini diikuti 130 peserta yang berasal dari Pandu Penghela siswa SMA/SMA/MA se-Kabupaten Lamongan.
Dia mengatakan, keadaan manusia sekarang cenderung egois mementingkan diri sendiri dan tingkah manusia lebih keras dari hewan. ”Seperti makan. Kalau hewan makan kenyang sudah, berhenti. Tapi manusia perut kenyang masih saja mencari sela agar perut bisa diisi makanan,” katanya.
Karena itu dia berpesan, para Pandu HW harus saling tolong-menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Pandu HW harus bisa menolong dirinya juga.
”Kehidupan sekarang semakin keras. Orang cenderung individualistik dan konsumtif. Jauh dari norma agama. Karena itu para Pandu HW harus mampu bermanfaat bagi dirinya sendiri tapi juga bermanfaat buat orang lain,” ujarnya.
Muntholib menganjurkan untuk dekat dengan agama. Sambil menyitir surat Al Mukminun, dia menjelaskan, kondisi alam semakin tidak bersahabat. Bencana ada di mana mana. Untuk itu para Pandu HW perlu dibekali dengan pendidikan aman bencana dalam Diklat seperti ini.
Sementara Ketua Kwarda HW Lamongan Fathur Rohim Syuhadi pada upacara pembukaan mengatakan, upaya pengurangan risiko bencana sudah seharusnya dilakukan secara massif. Sebab banyak kejadian bencana di negeri ini.
”Karena itu penting untuk mendorong kesiapsiagaan pemerintah baik pusat maupun daerah, terutama yang berkaitan dengan sektor pendidikan,” tuturnya.
Ditambahkannya, beberapa daerah saat ini mulai melakukan upaya menguatkan pendidikan menghadapi risiko bencana dalam bentuk program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
”Tujuan kegiatan ini melindungi seluruh warga sekolah dari kemungkinan risiko bencana. Salah satu kesiapan yang harus dilaksanakan adalah menyiapkan bimbingan teknis dalam bentuk pelatihan,” tuturnya. (*)
Penulis M. Faried Achiyani Editor Sugeng Purwanto