PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr Taufiqullah MPdI menyampaikan pentingnya budaya organisasi dalam persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah (AUM).
Ustadz Taufiq, sapaan akrabnya, menyampaikan hal itu dalam acara Pembinaan Guru dan Karyawan bertema “Meningkatkan Mutu Diri untuk Kemajuan Sekolah” yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas di HOME Premier Hotel, GKB, Gresik, Selasa (22/10/19).
Acara dihadiri 75 undangan terdiri dari kepala sekolah, guru, dan karyawan SD Muhammadiyah 1 Giri (SD Muri), SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany), SMP Muhammadiyah 4 (Spemupat). Hadir pula Pimpinan Cabang Aisyiyah Kebomas.
Pentingnya budaya organisasi, menurut Ustadz Taufiq, karena tiga hal. Pertama, sebab inti kekuatan organisasi ada pada budaya organisasi. Kedua, budaya organisasi menjadi pembentuk sifat dan karakter tiap individu yang ada di dalamnya.
“Ketiga, budaya organisasi menjadi salah satu pembentuk identitas dan pembeda antara organisasi yang satu dengan organisasi lainnya,” jelasnya.
Namun, sambungnya, untuk menjalankan budaya organisasi, masih ada beberapa kendala. Pertama, meskipun Muhammadiyah itu sekolah Islam, tapi tidak semua bisa mengimplementasikan budaya organisasi di sekolahnya berdasarkan nilai-nilai Islam
Kedua, untuk melihat berjalan atau tidaknya budaya organisasi di sekolah kita, maka harus diketahui dulu unsur-unsur budaya organisasi itu apa saja. “Lalu unsur-unsur itu hidup atau tidak di lingkungan sekolah kita,” tanyanya.
Ketiga, unsur-unsur budaya organisasi adalah keyakinan yang bersumber pada ajaran Islam; nilai bersumber pada kemuhammadiyahan; legenda berupa keteladanan KH Ahmad Dahlan; bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa Indonesia; ritual berupa ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah yang dibiasakan di sekolah; iklim kaderisasi pimpinan; dan struktur fisik sesuai dengan fungsi belajar dan ibadah.
Ustadz Taufiq menegaskan, ketujuh unsur budaya organisasi itu harus diusahakan agar bisa menjadi akses pembentuk keteladanan individu warga sekolah.
“Sehingga tiap individu bisa berperan maksimal sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ‘Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpiannya.’,” jelasnya.
Doktor lulusan Unesa Surabaya itu juga menyampaikan empat dimensi budaya organisasi, yaitu: keterlibatan, konsistensi, adaptabilitas, dan visi-misi. “Empat dimensi itu diusahakan agar bisa menjadi strategi budaya organisasi untuk pencapaian performa organisasi di sekolah.”
Ustadz Taufiq berharap unsur dan dimensi budaya organisasi yang islami, diharapkan bisa menjadi pembentuk karakter islami dan bisa mendorong AUM yang berkemajuan.
Sebelumnya Ustadz Taufiq juga menekankan hal yang sama di forum Rapat Koordinasi dan Workshop Kepemimpinan Sekolah Efektif yang digelar Majelis Dikdasmen PDM Gresik di SMK Muhammadiyah 5, Surowiti, Panceng, Gresik, 14 September 2019.
Sementara itu Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kebomas Sukarto MPd berharap ada peningkatan mutu pendidikan, perkembangan dalam memajukan sekolah-sekolah, dan membawa manfaat di dunia pendidikan.
“Di dalam Muhammadiyah, lembaga pendidikan adalah yang paling vital dan menonjol dalam kiprahnya untuk kemajuan anak bangsa,” ujarnya. (*)
Kontributor Nurfadlilah. Editor Mohammad Nurfatoni.