PWMU.CO – Prof M Din Syamsuddin MA memberikan rambu-rambu bagaimana agar Muhamamdiyah bisa mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
Hal itu dia sampaikan pada Tabligh Akbar Milad Ke-107 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Karanggeneng di SMA Muhammadiyah 5 Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Ahad (27/10/19).
Din menjelaskan, pertama berangkatlah dan perpegang teguhlah pada dua sumber Islam yaitu Alquran dan Assunah. “Dan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah diberi predikat, “Berpegang pada Alquran dan As-Sunnah al-Maqbulah yaitu sunah dan hadits yang dapat diterima dan dapat dipertanggungjawabkan.”
Maka, kata Din, pimpinan dan warga Muhammadiyah harus belajar Alquran dan Assunah agar bisa memahami dan menguasai banyak ayat-ayat Alquran dan Assunah.
“Alhamdulillah sekarang hafalanya mudah. Anak-anak kecil sudah hafal mulai satu, dua, tiga, empat, lima, sepuluh juz. Dan banyak yang hafal sampai 30 juz. Ini kitab suci yang paling mudah dihafal. Maka ajarkanlah anak-anak Alquran ini,” pesan Din.
Nah, kemudian bagaimana Muhammadiyah memberikan predikat Islam yang diperjuangkan itu dengan kata ‘berkemajuan’? “Islam kita ini tidak usahlah diberi predikat atau sifat di belakangnya. Cukup Islam saja atau Islam titik,” kata dia.
“Predikat-predikat yang boleh kita berikan di belakangnya seperti Muhammadiyah berkemajuan itu sifatnya sementara, bukan permanen dan bukan seterusnya. Artinya kalau sudah tercapai ganti lagi dengan sifat dan predikat yang lain,” jelasnya.
Muhammadiyah lewat KH Ahmad Dahlan memberi predikat dakwahnya ini sementara. “Sudah 110 tahun belum tercapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang berkemajuan,” kata Din.
Yang kita saksikan, sambungnya, di seluruh dunia ini umat Islam hidupnya belum maju bahkan mundur. Memang jumlahnya banyak. Umat Islam sekarang di dunia ini nomor tiga terbesar. Sebentar lagi akan mengalahkan Kristen.
“Bahkan kalau sekarang protestan dan Katolik yang totalnya 2 miliar dipisah— Katolik 1,2 miliar dan Protestan 800 juta–Islam adalah agama terbesar kedua di dunia karena jumlahnya 1,7 miliar. “Itu jumlah dan bilangan, belum tentu mutu dan kualitasnya,” ucapnya.
Din bercerita, tahun 2012 dia pernah diundang Kongres Yahudi Sedunia (World Jewish Congress) di Budapest, Hongaria yang dihadiri perwakilan Islam, Kristen, dan Yahudi. Temanya tentang kebebasan beragama. Din mewakili pandangan Islam.
Moderator mengenalkan Din Syamsuddin sebagai President of Muhammadiyah, organisasi Islam yang jumlahnya pengikutnya 35 juta anggota. Sontak membuat tepuk tangan 2000 peserta bergemuruh. Moderator pun berkata, “Wah ini bisa mengalahkan Yahudi yang hanya 25 juta.”
Tapi menurut Din yang sekarang 25 juta bisa mengatur dunia karena punya kekuatan. “Kalau 1,7 miliar umat Islam berkualitas, ndak apa-apanya pemeluk agama lain. Tapi kita belum berkualitas, kita masih mundur,” kata Din yang menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2005-2010 dan 2010-2015 itu.
“Kenapa umat Islam mundur dari umat-umat lain,” tanya Din retoris. “Antara lain tidak berpegang teguh pada ajarannya.”
Din menegaskan, karena kualitasnya rendah, pendidikannya lemah, dan tidak punya kekuatan ekonomi, maka uat Islam bisa dibeli pihak orang lain termasuk dalam agenda politik, apalagi politiknya NPWP (nomer piro wani piro). Jangankan umat Islam, tokohnya dibeli.
“Muhammadiyah ingin umat Islam berkemajuan, maka Muhammadiyah mengenalkan konstitusi ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan pelayanan pendidikan kesehatan, sosial, dan pemberdayan ekonomi umat Islam berkemajuan,” terangnya. (*)
Kontributor Slamet Hariadi Editor Mohammad Nurfatoni.