PWMU.CO-Menerbitkn majalah itu bisa mencetak dosa jamaah jika bacaan yang disampaikan tidak sesuai dengan sesuai konsep keilmuannya.
Hal itu disampaikan Bambang Hartono, dosen Universitas Negeri Semarang (Unimus) dalam sarasehan mengelola majalah yang baik pada Olympicad 2019, Ahad (27/10/19).
“Mengapa membuat majalah?” tanya dia di hadapan puluhan peserta. Selanjutnya ia menyampaikan, membuat majalah harus ada entitas tujuannya untuk menambah wawasan, keilmuan, inspirasi, serta sikap berkarya berdasarkan visi misi majalah sekolah. “Contohnya ada rubrik tokoh, yang menghadirkan inspirasi,” katanya.
Ia mengatakan, isi dari majalah harus mencakup tiga hal yaitu aktual, layak dan ada ibrahnya atau manfaatnya. “Majalah itu ibaratnya seperti wajah manusia, yaitu unsur sama isi beda, ” ujarnya.
Setiap majalah mempunyai unsur yang sama yaitu unsur grafika yang berkaitan dengan unsur warna, huruf, dan tata letak sedangkan untuk isinya berbeda sesuai dengan rubrik yang dihadirkan.
Menurut dia, dalam membuat majalah harus menghadirkan sosok. “Tujuannya untuk menarik, memikat, agar orang mau menyentuh, membuka, membacanya dan terkesan dengan majalah itu,” katanya.
Di akhir acara dia berpesan majalah itu wujudnya penghadiran. “Karena itu bacaan di dalamnya harus terkonstruksi,” ujarnya. (*)
Penulis Riska Oktaviana Editor Sugeng Purwanto