PWMU.CO – Selama dua hari berturut-turut, ada yang berbeda dalam shalat Tarawih berjamaah di dua masjid yang terletak di Wage, Taman, Sidoarjo, itu. Kapasitas kedua masjid itu ternyata tidak mampu menampung antusiasme jamaah yang hadir. Tidak heran jika panitia terpaksa membuat shaf tambahan tidak hanya di halaman masjid, bahkan hingga menutup jalan depan dan samping masjid.
Begitulah kegiatan memasuki sepuluh akhir Ramadhan yang digelar di masjid Al-Ikrom dan Al-Ilham, dua amal usaha Muhammadiyah bidang Dakwah di ranting Wage. Keduanya mengundang imam masjid dari negeri Syam untuk menjadi imam dan khatib tarawih. Inti dari kedatangan keduanya adalah menyerukan pentingnya membantu perjuangan rakyat Palestina yang saat ini masih dijajah oleh Israel.
Tarawih dengan 2 Syaikh itu dilaksanakan dua hari secara berurutan, Sabtu-Ahad kemarin, (25-26/6). Diawali pada hari Sabtu, Syaikh Abdul Rahman al-Shawaqfih dari Yordania yang menjadi imam dan khatib di masjid al-Ikrom. Esok harinya, Syaikh Mahmoud Maseif yang berasal dari Ramallah, Palestina, didaulat sebagai imam dan khatib di masjid Al-Ilham.
(Baca: Masjid Ini Tak Bisa Tampung Antusiasme Warga Saksikan 3 Hafidz Internasional dan Ketika Imam Masjid Muhammadiyah Membaca Qunut)
“Kedua Syaikh dari tersebut menjelaskan hubungan yang erat antara bulan Ramadhan, al-Qur’an dan masjidil Aqsha di Palestina,” jelas salah satu jamaah, Fathul Mufid kepada pwmu.co.
Dalam ceramahnya, Syaikh Abdul Rahman al-Shawaqfih menjelaskan bahwa dalam bulan Ramadhan-lah kitab suci al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt. “Al-Quran dijadikan sebagai petunjuk dan penjelas bagi manusia di muka bumi juga sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan,” jelasnya sambil mengutip QS al-Baqarah ayat 185.
Masih menurut al-Quran, tambah al-Shawaqfih, dijelaskan betapa pentingnya posisi masjidil Aqsha di palestina dalam ajaran Islam. Dalam QS. al-Isra’ ayat 1 dijelaskan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj, ketika Nabi Muhammad saw diperjalankan oleh Allah dalam sekejap dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha. “Selain hal itu, masjidil Aqsha pernah ditetapkan oleh Allah sebagai kiblat pertama umat Islam.”
(Baca: Ayu Gadis Tunanetra Itu ‘Sihir’ Peserta Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim dan Serunya Tarawih dengan 3 Hafidz Internasional yang Bergantian Jadi Imam)
Syaikh Mahmoud Maseif menambahkan, Nabi Muhammad saw dalam salah satu riwayat menyebut masjidil Aqsha sebagai berkedudukan nomor tiga setelah masjidil Haram dan masjid Nabawi dalam hal nilai pahala shalat. Sementara saat ini, tambah Maseif, masjidil Aqsha, dan juga Palestina pada umumnya mengalami pendudukan dari bangsa Yahudi Israil sejak puluhan tahun yang lalu.
“Sebagai muslim yang sesamanya bersaudara, maka jihad fii sabilillah adalah pilihan wajib. Bagi muslim di Indonesia, jihad dengan dana adalah yang paling mungkin untuk dilakukan,” jelas Mahmoud Maseif. Karena itu, dia menyatakan kebahagiaannya bisa bertamu ke Indonesia yang terkenal sangat mendukung perjuangan rakyat Palestina. “Kami sangat berbahagia bisa bersilaturahim dengan saudara-suadara muslim di Indonesia yang sangat bersahabat, ramah dan sangat respek terhadap perjuangan muslim Palestina.”
(Baca: Dibalik Liputan Safari Ramadhan SCTV tentang Pembelajaran Qur’an Metode Tajdied dan Sekolah Kampung yang Banyak Lahirkan Hafidz Quran)
Di akhir acara, dana infaq yang terkumpul di dua masjid selama dua hari tarawih itu diserahkan kepada keduanya sebagai bekal perjuangan Palestina. Dan, subbhanallah, ternyata jamaah berduyun-duyun untuk ikut menyumbang. Hanya dalam dua hari, dana yang terkumpul lebih dari 32 juta rupiah. Dana itu secara simbolis diserahkan kepada Syaikh Mahmoud Maseif setelah mengakhiri sahalat Tarawih di Masjid al-Ilham.
Syaikh Abdul Rahman al-Shawaqfih sendiri lahir di Irbd, pada 17 November 1992. Lulus sarjana Teknik Komputer dari Universitas Tafelah Yordania, sehari-harinya menjadi pengajar di markaz (pusat) tahfidz al-Quran di Yordania.
Sementara Mahmoud Hasyim Salim Meseif asli Palestina, tepatnya Ramallah. Lahir pada 29 Oktober 1987, sarjana Ilmu Fiqih dan Syariah Universitas Al-Quds ini sehari-hari menjadi imam masjid dan pengajar al-Quran di berbagai sekolah. Selamat jalan saudara semuslim dan selamat berjuang … (fathul/iqbal)