PWMU.CO – Kegigihan Tim Sinematografi Damar SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik membuahkan hasil. Dua karyanya, Skakmat dan Merah Bukan Marah berhasil menjadi nomine Program Kompetisi Nasional Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) #10 – 2019.
Salah satu anggota Tim Sinematografi Damar Nur Aini Ochtafiya SPd mengaku mendapat informasi tersebut saat membaca pengumuman di www.filmpelajar.com, Jumat (1/11/19).
Dalam pengumuman tersebut disebutkan, Tim Kurator Festival Film Pelajar Jogja #10 – 2019 telah melakukan proses pengkajian terhadap 118 karya partisipan Program Kompetisi Nasional dari seluruh Indonesia, mulai 8-30 Oktober 2019.
Kemudian pada 31 Oktober 2019, bertempat di kampus Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta (STIPSI Jogja), dilaksanakan rapat pleno menetapkan karya-karya yang menjadi nomine untuk setiap kategori penghargaan/award.
“Alhamdulillah, Skakmat dan Merah Bukan Marah lolos sebagai film pendek terpilih kategori Anak Merdeka Award,” ujar Fiya—sapaan Nur Aini Ochtafiya saat ditemui PWMU.CO di SDMM, Sabtu (2/11/19).
Semua karya yang menjadi nomine atau lolos seleksi, kata Fiya, berhak mengikuti penjurian utama yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-15 Desember 2019 di Yogyakarta. “Kami pertama lolos tahun 2018 dengan karya berjudul Raih Tanganku. Jadi ini yang kedua,” ungkapnya bangga.
Film Skakmat, lanjutnya, menceritakan kisah Muhammad Evan Winata, siswa kelas VI SDMM yang terpaksa mengikuti catur karena diminta mamanya agar berkurang keusilannya. “Dulu Evan kecil ini sangat usil, nggak suka catur, tapi lama-lama biasa. Sampai akhirnya ia menjadi atlet catur tingkat nasional,” kata Fiya.
Ia mengungkapkan, proses penggarapan Skakmat ini sekitar akhir tahun pelajaran 2018/2019 lalu. Kemudian berlanjut penggarapan film pendek Merah Bukan Marah yang mengangkat kisah siswa kelas VI SDMM, yang juga atlet Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) Muhammad Fathir Rizuqal Siswanto.
Film ini mengangkat nilai moral bahwa kuat itu bukan dilihat dari luar tapi berasal dari dalam. “Iman dan takwa adalah kekuatan manusia yang sesungguhnya,” ujarnya.
Fiya berharap proses penjurian di Jogjakarta pada Desember nanti berjalan lancar. “Kami benar-benar ingin mendapat masukan dari dewan juri untuk perbaikan karya kami ke depan. Bimillah,” tuturnya.
Selamat! (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.