PWMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Asiyiyah (PCA) Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik mengadakan Pelatihan Mubalighat bertema “Mangasah Kompetensi Mubalighot untuk Dakwah Pencerahan” di SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik, Ahad (3/11/19).
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik Hj Muyasarah S PdI menyampaikan materi Profil Mubalighat dan Retorika Dakwah.
Muyasarah menjelaskan, metode dakwah yang paling efisien adalah pidato karena dapat diterima oleh setiap orang mulai dari yang awam sampai yang elit.
“Pidato adalah berbicara di depan umum tentang suatu materi dengan cara sistematis. Oleh karena itu pidato harus mempunyai beberapa unsur yaitu pembicara, pendengar, dan materi pembicaraan” terangnya.
Muyasarah juga menjelaskan pembicara sebagai mubalighat harus mampu sebagai orator. “Jangan takut salah dan panik. Sebelum berpidato tenangkan hati Anda dan pandanglah hadirin dengan percaya diri baru bicara,” ujarnya.
Muyasarah lalu memberikan langkah-langkah sebelum berpidato. Carilah materi yang lagi ngetren disesuaikan dengan sasaran. “Buatlah catatan kecil dan materi pidato jangan ditulis semua,” ujarnya.
Sebagai mubalighat, sambungnya, harus mempunyai buku Himpunan Putusan Majelis Tarjih (HPT) sebagai patokan dalam berdakwah. Selain itu juga harus banyak membaca buku Muhammadiyah lainnya seperti Fikih Nisa, Keluarga Sakinah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM),” terangnya.
Menurutnya, mubalighat ada dua macam yaitu agama dan profesi. Mubalighat agama adalah yang menguasai ilmu-ilmu agama sedangkan mubalighot prosesi menyampaikan sesuatu karena profesinya.
Dalam pelatihan ini disepakati profil mubalighat PCM Manyar adalah harus mempunyai akidah yang kuat, jujur atau bisa dipercaya, fasih membaca Alquran dengan baik, berpenampilan bersahaja, cerdas, berwibawa, karismatik, dan pandai membaca situasi.
“Selain beberapa kriteria di atas ada satu lagi kriteria mubalighat Aisyiyah yaitu harus mempunyai keluarga sakinah sehingga dapat menjadi contoh bagi keluarga lainnya,” katanya. (*)
Kontributor Tineke Wulandari. Editor Mohammad Nurfatoni.